Kamis 24 Oct 2019 11:41 WIB

Jokowi: Ada Industri Berorientasi Ekspor, Nggak Usah Lama

Para menteri diingatkan tentang tujuan pemerintahan ke depan, yaitu lapangan kerja.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin sidang kabinet paripurna perdana pada Kamis (24/10) pagi. Salah satu pesan yang disampaikan dalam pembukaan sidang, Jokowi meminta para menterinya mendukung industri yang berorientasi ekspor dan produsen barang pengganti produk impor. Bahkan Jokowi meminta para menterinya 'tak pakai pikir lama' bila ada industri semacam itu yang meminta dukungan.

"Saya selalu sampaikan kalau ada industri yang berorientasi ekspor atau ada industri yang ingin memproduksi barang-barang substitusi impor, nggak usah lama-lama, udah nggak usah mikir, tandatangani, sudah," kata Jokowi.

Baca Juga

Dalam sidang kabinet ini Jokowi juga mengingatkan menterinya tentang tujuan besar pemerintahan dalam lima tahun ke depan, yakni membuka lapangan kerja seluas-luasnya. Kebijakan ini pun akan dituangkan dalam aturan baru berupa Undang-Undang (UU) Cipta Kerja.

"Jangan sampai ada kementerian-kementerian, provinsi, kabupaten kota, yang tidak mengerti masalah ini. Jadi setiap hal yang berkaitan dengan cipta lapangan kerja berikan ruang sebaik-baiknya. Berikan pelayanan yang sebaik-baiknya," kata Jokowi.

Jokowi juga meminta menteri-menterinya untuk tunduk pada kesepakatan rapat atau sidang kabinet yang bakal diikuti di waktu mendatang. Ia pun melarang jajaran menterinya menyampaikan pernyataan yang kontradiktif terhadap hasil rapat dan justru berlawnan antarkementerian. Jokowi pun mewati-wanti agar tidak ada kesan bahwa ada ketidaksepemahaman antarmenteri dalam Kabinet Indonesia Maju.

"Kalau sudah diputuskan di dalam rapat, jangan sampai di luar masih diributkan lagi. Silakan ramainya di dalam rapat. Mau debat di dalam rapat saya dengarkan. Tapi kalau sudah diputuskan, dengan segala risiko harus kita laksanakan," ujar presiden.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement