Kamis 24 Oct 2019 06:29 WIB

Multi-Defisit Jadi PR Tim Ekonomi Baru Jokowi

Tim ekonomi diharapkan bisa menahan defisit yang kian dalam.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menyalami Menteri Pertahanan Prabowo Subianto seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kanan) menyalami Menteri Pertahanan Prabowo Subianto seusai pelantikan menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior INDEF Didik Rachbini menilai susunan menteri perekonomian dalam kabinet periode kedua Presiden Jokowi tidak lebih baik dari periode sebelumnya. Apalagi saat ini terdapat 'PR' defisit di berbagai sektor.

Tim ekonomi dipimpin oleh Airlangga Hartanto yang menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam Kabinet Indonesia Maju. Airlangga merupakan Menteri Perindustrian pada kabinet sebelumnya.

Baca Juga

Menurut Didik, susunan tim ekonomi saat ini tidak lebih baik dari periode sebelumnya, sehingga tantangan yang besar akan melabrak ekonomi Indonesia.

"Kita lihat 100 hari apakah ada gebrakan. Daya saing yang turun apakah bisa diatasi, investasi bisa didongkrak, multi defisit seperti defisit neraca jasa, defisit transaksi berjalan, defisit pendapatan primer, defisit perdagangan, defisit APBN, dan lainnya bisa diatasi," ujar Didik kepada Republika.co.id, Rabu (23/10).

Neraca perdagangan defisit 160 juta dolar AS pada September 2019, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Posisi ini berbanding terbalik dari kondisi Agustus 2019 yang surplus 80 juta dolar AS. Adapun secara kumulatif, defisit neraca perdagangan Januari-September 2019 masih sebesar 1,95 miliar dolar AS.

Sementara itu defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada kuartal II 2019 mencapai 8,4 miliar dolar AS atau 3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Realisasi tersebut membengkak 21 persen jika dibandingkan kuartal I 2019, 6,97 miliar dolar AS.

Meskipun menyatakan pesimisme, Didik berharap pilihan presiden adalah tepat, sehingga ekonomi bergulir lebih baik dari sebelumnya.

Sementara itu untuk bidang politik dia menyatakan dukungannya akan kolaborasi antara kedua kubu, dengan menjadikan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan. Menurutnya, dengan adanya kolaborasi seperti ini akan membawa keuntungan dengan meminimalisir pertentangan dari pendukung kedua belah pihak.

"Keuntungannya, tidak ada permusuhan dalam pemilu seperti terjadi sebelumnya," katanya.

Sementara itu pasar merespons positif pengumuman tim kabinet Indonesia Maju dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau dengan menguat 0,52 persen di level 6.257,81. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menyatakan sektor jasa keuangan pada Oktober ini membukukan perkembangan yang stabil dengan profil risiko yang terkendali. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement