Selasa 22 Oct 2019 10:34 WIB

Tunggu Susunan Kabinet Baru, Rupiah Diprediksi Menguat

Selain kabinet, rupiah juga terdampak positif dari pidato Presiden.

Presiden Joko Widodo berpidato usai dilantik menjadi presiden periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo berpidato usai dilantik menjadi presiden periode 2019-2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Ahad (20/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa ini diprediksi masih melanjutkan penguatan pada awal pekan. Rupiah pada awal pekan menguat seiring pelaku pasar yang mencermati pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pelantikan di Gedung MPR, Ahad (20/10).

"Dalam perdagangan hari ini rupiah masih akan menguat di level 14.050-14.115," kata Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa (22/10).

Dalam pidatonya, Jokowi menitikberatkan pada peningkatan kualitas SDM dan reformasi birokrasi yang akan memangkas jabatan struktural di pemerintahan. Jokowi ingin memangkas dari yang tadinya ada lima eselon akan dipangkas menjadi dua eselon yaitu eselon 1 dan 2 sehingga akan mengurangi beban APBN di kemudian hari.

Jokowi juga optimistis PDB Indonesia dapat mencapai 7 triliun dolar AS pada 2045 dan masuk lima besar ekonomi dunia dengan kemiskinan mendekati nol persen.

Di sisi lain, pasar juga menunggu pelantikan para menteri yang akan menduduki pos-pos yang cukup vital yaitu pos yang membidangi masalah ekonomi terutama menkeu, menteri BUMN, menteri ESDM dan menko perekonomian. Hingga hari ini, sejumlah nama calon menteri telah dipanggil ke Istana Kepresidenan untuk bertemu Presiden Joko Widodo. 

Pada pukul 9.36 WIB, rupiah menguat 24 poin atau 0,17 persen menjadi Rp 14.057 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp 14.081 per dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement