Selasa 22 Oct 2019 10:00 WIB

BTPN Syariah Salurkan Pembiayaan Rp 8,9 Triliun

Pembiayaan ini tumbuh sebesar 28 persen dari 6,97 triliun pada periode yang sama.

Rosmania Rajaguguk (putih kembang-kembang), dan suaminya Rudi Pardosi (putih hitam) menjelaskan usaha kue kacangnya yang dikembangkan dengan pinjaman syariah tanpa agunan BTPN Syariah, pada Business Coach BTPN Syariah, Fauzahln Ridha (hitam). Medan, Sumatera Utara.
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Rosmania Rajaguguk (putih kembang-kembang), dan suaminya Rudi Pardosi (putih hitam) menjelaskan usaha kue kacangnya yang dikembangkan dengan pinjaman syariah tanpa agunan BTPN Syariah, pada Business Coach BTPN Syariah, Fauzahln Ridha (hitam). Medan, Sumatera Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengakhiri kuartal ketiga, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah Tbk), telah menyalurkan pembiayaan 8,9 triliun kepada 3,65 juta keluarga prasejahtera produktif. Pembiayaan ini tumbuh sebesar 28 persen dari 6,97 triliun pada periode yang sama di tahun 2018. 

Dengan cara pendampingan yang Tepat dalam menyalurkan pembiayaan pada segmen ini turut  menekan rasio kredit bermasalah (Non Perfoming Finance/NPF) sebesar 1,30 persen. Direktur Utama BTPN Syariah Ratih Rachmawaty mengatakan bisnis pembiayaan kepada keluarga prasejahtera produktif sudah ditekuni BTPN Syariah sejak 2010.

Baca Juga

"Dengan terus membesarnya skala bisnis di segmen ini, kami bertekad untuk terus bekerja keras, agar semua niat baik seluruh pemangku kepentingan kami dapat terwujud lebih cepat. Kami juga mengubah semua nama produk yang kami tawarkan dengan tambahan kata Tepat, misalnya Tepat Deposito. Tepat, wujudkan niat baik lebih cepat," ujar Ratih.

 

Hingga periode ini, total aset BTPN Syariah tumbuh 29 persen menjadi 14,59  triliun dari 11,31 triliun (year on year). Dana Pihak Ketiga mencapai 9,03 triliun tumbuh 24 persen dari 7,25 triliun (year on year). Perseroan juga telah meningkatkan efisiensi dalam mengoperasikan bisnis dimana beban operasional terhadap pendapatan operasional tercatat 59,6 persen, lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya 62,6 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement