“Permintaan 130 megawatt akan kami produksi secara bertahap. Tahun ini JSKY produksi 30 megawatt dulu. Sisa 100 megawatt akan diproduksi di tahun 2020, sebagian besar untuk diekspor ke beberapa perusahaan di Amerika,” ungkap Carolus.
Dari total 130 megawatt, 50%-nya merupakan permintaan produk J-Leaf dan J-Feather. Sementara 30% untuk modul surya kecil berkapasitas di bawah 200 watt, dan 20% untuk modul surya fleksibel. Adapun kapasitas produksi perusahaan untuk pasar ekspor hingga akhir tahun ini diperkirakan mencapai 48 megawatt, atau mengalami peningkatan sebanyak 2 kali lipat dibanding tahun 2018. Tahun lalu, total kapasitas hanya berkisar di angka 25 megawatt.
“Jika terealisasi, maka pendapatan ekspor JSKY di tahun 2019 diproyeksikan akan mencapai Rp260 miliar, atau meningkat dua kali lipat dari tahun 2018 dengan pendapatan ekspor sebesar Rp130 miliar,” kata dia.
Meskipun permintaan ekspor JSKY meningkat pada tahun ini, perusahaan akan tetap menyediakan keburuhn modul surya bagi pasar domestik. Untuk tahun 2020, total target pendapatan JSKY dari pasar ekspor dan domestik diproyeksikan mencapai Rp1 tirliun.
www.swa.co.id