Senin 21 Oct 2019 16:07 WIB

Belum Hujan, Petani Selatan Sukabumi tak Berani Tanam Padi

Mayoritas petani sudah beralih menanam tanaman palawija seperti semangka.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi kekeringan.
Foto: ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Ilustrasi kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sebagian besar petani di selatan Kabupaten Sukabumi belum berani menanam padi. Sebabnya, hingga pertengahan Oktober 2019 ini belum turun hujan di selatan Jawa Barat tersebut.

"Di wilayah selatan Sukabumi belum ada hujan sama sekali," ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade H Sahlan kepada Republika.co.id, Senin (21/10).

Baca Juga

Lahan pertanian petanimasih kering. Kondisi cuaca berangin dan berdebu. Hal ini menyebabkan para petani belum berani menanam padi. Bila memaksakan menanam, maka akan berpotensi pada gagal panen akibat kesulitan sarana pengairan.

Petani berharap kondisi ini tidak berkepanjangan. Jika akhirnya turun hujan, petani akan langsung menanam padi.

Sahlan mengatakan, sebelumnya mayoritas sudah beralih menanam tanaman palawija seperti semangka. Peralihan ini dilakukan untuk mengantisipasi dampak kekeringan akibat kemarau yang terasa di selatan Sukabumi.

Lahan pertanian di Kabupaten Sukabumi yang mengalami gagal panen bertambah banyak. Hingga awal Oktober 2019 tercatat ada sebanyak 3.536 hektare lahan kekeringan yang gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, Sudrajat mengatakan, luasan kumulatif kekeringan mencapai 6.756 hektare. Dari jumlah tersebut, yang tidak bisa panen atau puso mencapai 3.536 hektare dan sisanya kekeringan tingkat ringan, sedang hingga berat.

Pada Agustus, lahan pertanian yang gagal panen hanya 2.700 hektare. Hal ini disebabkan oleh lahan pertanian yang awalnya mengalami kekeringan ringan, sedang dan berat meningkat menjadi puso.

Ribuan hektare lahan yang kekeringan ini kata Sudrajat, tersebar di 32 kecamatan dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Namun yang paling banyak tersebar di selatan Sukabumi karena sebagian besar merupakan sawah tadah hujan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement