Ahad 20 Oct 2019 15:46 WIB

Akselerasi Ekosistem Syariah Masih Perlu Dipacu

Pertumbuhan perbankan syariah masih di kisaran enam persen.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Wisata halal.
Foto: Republika.co.id
Wisata halal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Global Islamic Finance Report (GIFR) 2019 terbaru, Indonesia berhasil mencatat skor 81,93 pada Islamic Finance Country Index (IFCI) 2019. Adapun skor tinggi tersebut, Indonesia berada di peringkat pertama dalam pasar keuangan syariah global. 

Tentu pencapaian yang membanggakan, mengingat tahun lalu Indonesia berada pada peringkat keenam. Menurut Pengamat ekonomi syariah dari Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI, Azis Budi Setiawan prestasi ini menunjukkan hasil perbaikan dari kebijakan pemerintah seperti pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia.

Baca Juga

“Saya kira ini berjalan dengan baik dan ekosistem ekonomi keuangan syariah semakin baik karena sektor-sektor sosial syariah juga mulai terkonsolidasi membaik dan positif seperti Baznas, pengembangan Badan Wakaf Indonesia. Diharapkan indeks lainnya bisa mengikuti, kita tunggu rating baik berikutnya,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Ahad (20/10).

Namun menurutnya akselerasi ekosistem keuangan syariah dan ekonomi syariah belum dipacu secara signifikan. Hal ini terlihat dari konteks pertumbuhan perbankan syariah yang masih pada kisaran enam persen yang artinya jauh dari populasi Muslim di Indonesia. 

“Jumlah pemilik rekening perbankan syariah masih 20 juta sampai 25 juta padahal rekening yang ada sektor perbankan berjumlah 230 juta. Maka ini porsi di bawah 10 persen masih ada populasi muslim yang besar lagi dan membutuhkan bagaimana bisa terinklusi ke dalam sistem secara baik,” ucapnya.

Ke depan diharapkan lembaga terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia serta peran tokoh agama dapat mendorong pemahaman masyarakat mengenai ekosistem keuangan syariah. Langkah ini penting dilakukan sekaligus mendorong sektor usaha agar permodalan dapat menggunakan perbankan syariah.

“Secara intensif untuk terlibat dalam pengembangan ekonomi syariah. Apalagi sekarang pelaksanaan jaminan produk halal mulai bergerak sektor dunia usaha kemudian memastikan sertifikasi halalnya, sehingga akan memicu rantai proses dukungan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement