REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Airy meluncurkan segmen syariahnya, Airy Syariah di ajang terbesar industri travel di Asia, ITB Asia, Jumat (18/10). Perusahaan penyedia solusi perjalanan beranggaran rendah Indonesia ini menyerap permintaan dari hotel rekanan untuk menjaga nilai baik propertinya.
VP Commercial Airy, Viko Gara, menyampaikan saat ini sudah ada lebih dari 400 properti Airy Syariah yang tersebar di sekitar 50 kota di Indonesia. Jumlahnya akan terus berkembang karena banyaknya permintaan.
Viko mengulas balik awal mula inisiatif Airy Syariah adalah pemilik properti yang menjadi rekanan tidak ingin bangunannya digunakan untuk aktivitas asusila dan amoral. Hal ini membuat hotel bintang satu dan dua punya stigma negatif di masyarakat.
Pesatnya perkembangan wisata Muslim di Indonesia juga membuat Airy optimistis untuk turut menguatkan ekosistem pariwisata ramah wisatawan Muslim di Tanah Air. Viko mengatakan Airy Syariah sudah mulai beroperasi sejak awal 2018.
Secara umum, properti tersebut menyediakan kebutuhan Muslim, mulai dari alat shalat, makanan halal, dan kebutuhan bersuci. Properti tersebut juga akan menolak tamu pasangan yang belum menikah atau tamu yang mabuk.
"Sebelum masuk, tamu yang berpasangan harus menunjukan bukti pernikahan," katanya saat memberikan pemaparan di sesi Muslim Travel di ITB Asia.
Besarnya properti syariah yang dikelola menjadikan Airy sebagai perusahaan
Accomodation Network Operator (ANO) lokal terbesar yang menerapkan prinsip syariah di Tanah Air. Keikutsertaannya di ITB Asia diharap bisa memperkenalkan dan ikut membawa wisatawan Muslim global untuk masuk ke Indonesia.
Airy menjamin keamanan dan kenyamanan di setiap properti rekanannya, terutama di Airy Syariah. Sejauh ini, mayoritas tamu untuk properti syariahnya adalah keluarga, tamu dalam perjalanan bisnis, dan pelancong perempuan.
"Mereka juga biasanya lebih loyal, jika sudah datang ke properti Airy Syariah, maka ia akan datang ke properti Airy Syariah lagi," katanya.
VP Marketing Airy, Ika paramita menambahkan Airy Syariah punya motto 'nyamannya sampai ke hati'. Hal tersebut karena konsumen merasakan pengalaman yang berbeda, seperti merasa aman, nyaman, dan tenang saat berada di properti yang menerapkan prinsip Islami.
Ika juga menambahkan dua dari rekanan propertinya sudah memiliki sertifikat syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI). Hingga September 2019, total hanya ada lima hotel yang telah memiliki sertifikat syariah.
Saat ini, mayoritas properti baru menerapkan syariah aspired atau hotel ramah Muslim. Namun menurutnya, Airy berkomitmen untuk mengikuti standar syariah yang diterapkan oleh regulator.
Airy juga telah memulai konsultasi dengan DSN MUI dan Kementerian Agama terkait standar syariah industri perhotelan tersebut. Ika menegaskan Airy konsisten untuk mengembangkan layanan ini sebagai sebuah kebutuhan pasar.
Masterplan Ekonomi Syariah 2019-2024 juga menjadikan pengembangan wisata Muslim sebagai salah satu fokus prioritas. Apalagi pertumbuhan jumlah wisatawan Muslim di seluruh dunia diproyeksi meningkat hingga 156 juta orang pada 2020 dengan nilai belanja hingga 220 miliar dolar AS, menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019.