REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) meyakini pertumbuhan kegiatan ekonomi syariah untuk selanjutnya bisa terus meningkat. Bahkan Kepala Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Suhaedi mengatakan separuh perekonomian di Indonesia nantinya bisa berbasis syariah.
“BI ada visi lima tahun ke depan kegiatan ekonomi halal (syariah) minimal bisa mencapai 50 persen dari produk domestik bruto (PDB),” kata Suhaedi di Komplek Gedung BI, Kamis (17/10).
Bahkan, Suhaedi juga yakin kegiatan ekonomi syariah di Indonesia masih bisa melebihi 50 persen. Hal tersebut juga termasuk dengan pembiayaan syariah yang juga menurutnya masih bisa terus meningkat namun perlu dengan dukungan dari banyak pihak terkait.
Hanya saja, Suhaedi mengakui saat ini belum ada yang bisa mengukur secara jelas porsi kegiatan ekonomi syariah di Indonesia. Hal tersebut sebenarnya dibutuhkan karena menurut Haedi angka kegiatan ekonomi syariah sudha cukup tinggi.
Untuk itu Haedi memastikan BI tengah bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Ini untuk mencari formula perhitungan PDB yang syariah dan juga terhadap PDB keseluruhan,” tutur Haedi.
Sebelumnya, BI sudah meyusun tiga strategi untuk mengembangkan ekonomis syariah. “BI telah menyusun cetak biru pengembangan ekonomis syariah yang menjadi acuan kebijakan, strategi, dan program pengembangan ekonomi syariah yang terintegrasi,” kata Suhaedi.
Dia menjelaskan, strategi pertama yaitu melakui pengembangan halal value chain yang ditujukan untuk mendukung terciptanya produk lokal yang berkualitas tinggi. Suhaedi mengharapkan dengan melakukan hal tersebut maka dapat mendorong pernaikan struktur neraca perdagangan Indonesia.
“Ini baik melalui peningkatan ekspor ataupun substitusi impor dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang iklusif,” ujar Suhaedi.
Startegi kedua yakni BI akan melakukan pendalaman pasar keuangan syariah. Dia mengatakan pendalaman tersebut seharusnya dapat dilakukan melalui peningkatan manajemen syariah bagi sektor riil.
Menurut Suhaedi, pembiayaan syariah tersebut bersumber baik dari sektor keuangan komersial maupun sosial syariah. “Initegrasi keduanya (sektor keuangan komersial dan syariah) untuk mendukung aktivitas usaha ekonomi syariah yang inklusif,” tutur Suhaedi.
Dia menambahkan, strategi ketiga yaitu harus dilakukan penguatan riset dan edukasi untuk mengembangkan ekonomi syariah. Penguatan tersebut menurutnya dapat meningkatkan literasi masyarakat melalui edukasi dan sosialisasi ekonomi syariah.