Rabu 16 Oct 2019 07:35 WIB

Kadin Indonesia Gandeng Startup Swedia

Kadin Indonesia menandatangani kerja sama dengan startup Swedia terkait kelautan

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Kadin Indonesia Gandeng Startup Swedia untuk . . .. (FOTO: Agus Aryanto)
Kadin Indonesia Gandeng Startup Swedia untuk . . .. (FOTO: Agus Aryanto)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Mendukung penerapan digitalisasi di sektor kelautan dan perikanan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani kerja sama dengan Supertext.

Startup asal Swedia ini akan menyediakan platform komunikasi dan informasi untuk pemberdayaan komunitas perikanan, utamanya nelayan dan pembudi daya ikan untuk meningkatkan produktivitas dan bisnis di sektor tersebut.

Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto dan CEO Supertext Martin Jacobson di Menara Kadin Indonesia, Selasa (15/10/2019). Hadir sebagai saksi Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani dan Duta Besar Swedia untuk Indonesia.

Baca Juga: Palapa Ring Mengudara, Kitong Bisa Targetkan Pertumbuhan Startup 20%

"Penerapan teknologi informasi ini untuk pemberdayaan komunitas perikanan dan nelayan agar bersiap dan berdaya saing di era digital," ujar Rosan.

Menurut dia, keberhasilan Swedia dalam pengelolaan sektor perikanan dapat diadaptasi dan diterapkan di Indonesia. Salah satunya, pemberdayaan komunitas dengan penerapan teknologi komunikasi dan informasi.

Swedia merupakan salah satu negara yang mengandalkan ekonominya dari sektor perikanan, sehingga bisa menjadi rujukan yang bagus untuk menerapkan sistem pengelolaan keluatan dan perikanannya di Indonesia.

Yugi Prayanto menambahkan, dengan penggunaan platform yang dikembangkan Supertext, komunitas perikanan dapat dengan mudah mendapatkan dan berbagi informasi mengenai cuaca, teknis-teknis operasional, sistem penyelamatan di laut hingga pemetaan pasar perikanan secara  real time.

Selain sebagai pusat informasi, nelayan juga dapat terhubung langsung dengan para pembeli karena ini bisa seperti marketplace.

Setelah penandatanganan kerja sama, teknologi tersebut diharapkan segera diterapkan dan dikembangkan, mengingat sektor kelautan dan perikanan nasionai begitu potensial, serta melibatkan besarnya komunitas perikanan yang mencapai sekitar 20 juta orang.

"Tentu ini akan sangat menunjang kinerja bisnis di sektor perikanan. Kami harapkan nelayan dan pembudi daya bisa mengakses teknologi informasi itu dengan mudah agar produktivitas dan income-nya meningkat, juga memahami aspek keberlanjutan," kata Yugi.

Dalam pengembangannya lebih jauh, tambah Yugi, Kadin dan Supertext terbuka dan membutuhkan dukungan dari semua pihak terkait. Di antaranya korporasi, investor, instansi, dan pemerintah untuk mengimpiementasikan program pemberdayaan nelayan dan pembudi daya dengan pendekatan teknologi komunikasi dan informasi agar berdaya saing di era digital.

Baca Juga: Potensi Besar UMKM Kelautan dan Perikanan

Sementara itu, Martin Jacobson, CEO Supertext, menyampaikan, pihaknya sangat mendukung pemberdayaan komunitas nelayan Indonesia dengan cara meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka.

Menurutnya, Supertext sangat ideal digunakan di Indonesia yang memiliki teritoral perairan yang begitu luas, sama halnya dengan Swedia yang mengandalkan sektor kelautan sebagai potensi ekonomi unggulan negara. Selain nelayan, tambah Martin, Supertext bisa digunakan dan diintegrasikan dengan tim penyelamatan, angkatan laut, dan awak transportasi.

"Kami harap komunitas perikanan Indonesia bisa mengadaptasi dan memanfaatkan platform kami untuk menunjang produktivitas sebagaimana yang diterapkan di Swedia," pungkas Martin.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement