Selasa 15 Oct 2019 19:17 WIB

Kementan Optimalkan Sumber Air untuk Menanam Bawang

Pompanisasi menjadi solusi penanaman bawang saat kemarau.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Kementan ajak semua pihak jaga stabilitas harga bawang merah
Foto: Kementan
Kementan ajak semua pihak jaga stabilitas harga bawang merah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim kemarau diakui Kementerian Pertanian (kementan) menghambat musim tanam bawang merah pada akhir tahun ini. Merespons itu, Kementan menyatakan solusi terdekat yang dapat dilakukan yakni pompanisasi air dari sumber-sumber terdekat.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan, Sukarman, mengatakan, pompanisasi sementara dilakukan di sentra pertanaman bawang merah di wilayah Jawa. Sementara, sentra luar Jawa seperti di Enrekang, Sulawesi Selatan telah melalui musim kemarau sehingga dioptimalkan melakukan penanaman.

Baca Juga

"Rata-rata kelompok petani sudah punya pompa kita makanya dorong supaya itu dioptimalkan dari sumber air terdekat," kata Sukarman kepada Republika.co.id, Selasa (15/10).

Ia mengatakan, hingga saat ini panen bawang merah masih terus berlangsung di beberapa daerah meski tidak secara masif. Tanpa menyebutkan angka, ia memastikan, pasokan bawang merah untuk kebutuhan nasional mencukupi hingga awal tahun depan.

Sukarman pun mengklaim bahwa stok bawang merah yang dimiliki petani masih cukup banyak dan bisa menutupi kebutuhan hingga musim panen berikutnya. Dari sisi harga, Sukarman mengonfirmasi rata-rata harga bawang merah sebesar Rp 15 ribu per kilogram (kg).

Kenaikan harga, dipastikan ada namun tidak akan dalam jumlah besar sehingga dapat mengkompensasi kerugian petani saat anjloknya harga beberapa waktu lalu. Kementan, kata Sukarman, akan fokus agar harga di petani stabil sehingga menguntungkan petani dengan nilai yang wajar.

"Kita tidak ingin berandai-andai (kenaikan harga) yang penting harga di kisaran Rp 15-16 ribu masih wajar. Kita pastikan harga akan stabil," kata Sukarman.

Sementara itu, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (Ikappi) Abdullan Mansuri, mengatakan, dari segi harga, bawang merah masih cukup aman. Terdapat tren kenaikan harga per hari namun relatif kecil.

Meski demikian, Mansuri menegaskan tidak menutup kemungkinan lonjakan harga terjadi menjelang akhir tahun. Hal itu cukup logis mengingat akan adanya kenaikan konsumsi pada saat Hari Raya Natal dan Tahun Baru dimana konsumsi masyarakat bakal bertambah.

Tahun 2018, kata Mansuri, harga bawang merah di penghujung tahun sempat menembus Rp 40 ribu per kg dari harga normal Rp 20-30 ribu per kg. Ia mengaku, sulit untuk memprediksi harga komoditas di pasar karena fluktuasi yang begitu dinamis jelang pergantian tahun.

"Bulan Desember ada hari besar dan libur akhir tahun, itu dipastikan akan ada kenaikan harga bawang merah dan komoditas lainnya," ujar Mansuri.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat, hingga Selasa (15/10) sore, bawang merah ukuran sedang secara nasional dihargai Rp 25.600 per kg atau naik Rp 500 per kg dari hari sebelumnya. Di wilayah Jakarta, harga bawang merah mencapai Rp 30 ribu per, naik Rp 850 per kg dibanding hari sebelumnya.

Sementara, harga bawang merah tertinggi terdapat di Papua sebesar Rp 37.200 per kg serta harga terendah di Nusa Tenggara Timur sebesar Rp 16.950 per kg. Adapun harga acuan pemerintah sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018 sebesar Rp 32 ribu per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement