Jumat 11 Oct 2019 10:19 WIB

60 Persen Nasabah BTPN Syariah Berada di Pulau Jawa

Nasabah aktif BTPN Syariah ada sekitar 3,6 juta yang tersebar di Jawa Barat.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Aktivitas di stand BTPN Syariah, Jakarta, Jumat (20/10).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Aktivitas di stand BTPN Syariah, Jakarta, Jumat (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) fokus melayani keluarga prasejahtera produktif yang tersebar di 23 provinsi dan 522 kecamatan seluruh Indonesia. Adapun sebanyak 60 persen pertumbuhan nasabah berada di Pulau Jawa.

Direktur BTPN Syariah Arief Ismail mengatakan pulau Jawa memiliki potensi rumah tangga prasejahtera berdasarkan desil atau keadaan masyarakat terendah di suatu wilayah.

Baca Juga

"Disesuaikan distribusi pendudukan di Indonesia. Di Jawa 60 persen, Sumatera 15-18 persen dan sisanya seluruh Indonesia," ujarnya kepada wartawan di Bandung, Kamis (10/10) malam.

Menurutnya saat ini jumlah nasabah aktif BTPN Syariah ada sekitar 3,6 juta yang tersebar di Jawa Barat, lalu Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan seterusnya.

"Nasabah aktif 3,6 juta melihat pertumbuhan saja pembiayaanya jumlah nasabah akan mengikuti," ucapnya.

Sementara Branch Manager Funding BTPN Syariah Bandung Elin Aryati menambahkan perusahaan memiliki cara menggaet nasabah yakni mengadakan pelatihan dua minggu sekali mendatangi ke nasabah untuk melakukan evaluasi.

"Untuk jenis usaha yang akan kami beri pendanaan sebenarnya beragam terpenting halal dan jelas. Kebanyakan usaha sembako dan makanan," ucapnya.

Hingga periode ini, total aset BTPN Syariah tumbuh 30 persen menjadi 13,94  triliun dari 10,73 triliun secara tahunan. Dana Pihak Ketiga mencapai 8,88 triliun tumbuh 27 persen dari 7,02 triliun secara tahunan. 

Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio(CAR) berada di posisi 39,4 persen. Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 610 miliar atau tumbuh 36 persen dari Rp 449 miliar secara tahunan.

Perusahaan juga berhasil meningkatkan efisiensi dalam mengoperasikan bisnis dimana beban operasional terhadap pendapatan operasional sebesar 60,4  persen atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya 62,9 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement