REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank swasta terbesar di Indonesia, PT Bank Central Asial Tbk merombak susunan kepengurusan. Pemegang saham mengangkat Suwignyo Budiman sebagai Wakil Presiden Direktur bersama Armand Wahyudi Hartono, putra bungsu pemilik PT Djarum.
Berdasarkan Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (8/10), terhitung per 3 Oktober 2019, Direktur BCA Suwignyo Budiman naik menjadi Wakil Presiden Direktur.
Sebelumnya Suwignyo Budiman bertanggung jawab atas bisnis kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor (roda empat dan roda dua), Individual Customer Business Development dan bisnis pengelolaan kekayaan (wealth management).
Selain kenaikan Suwignyo, Inawaty Handojo juga menjabat sebagai direktur yang membawahi fungsi kepatuhan menggantikan Subur Tan.
Berikut ini struktur pengurus BCA yang telah efektif :
Dewan Komisaris
- Djohan Emir Setijoso sebagai Presiden Komisaris
- Tonny Kusnadi sebagai Komisaris
- Cyrillus Harinowo sebagai Komisaris Independen
- Raden Pardede sebagai Komisaris Independen
- Sumantri Slamet sebagai Komisaris Independen
Direksi
- Jahja Setiaatmadja sebagai Presiden Direktur
- Armand Wahyudi Hartono sebagai Wakil Presiden Direktur
- Suwignyo Budiman sebagai Wakil Presiden Direktur
- Subur Tan sebagai Direktur
- Henry Koenaifi sebagai Direktur
- Erwan Yuris Ang sebagai Direktur Independen
- Rudy Susanto sebagai Direktur
- Inawaty Handojo sebagai Direktur merangkap direktur kepatuhan)
- Lianawaty Suwono sebagai Direktur
- Santoso sebagai Direktur
- Vera Eve Lim sebagai Direktur
Sebelumnya BCA mencatat kenaikan laba bersih sebesar 12,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 11,4 triliun pada 2018 menjadi Rp 12,9 triliun pada Juni 2019.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pertumbuhan laba yang positif tersebut ditopang oleh kinerja operasional yang solid. Pendapatan operasional bank yang terdiri dari pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) dan pendapatan operasional lainnya meningkat 16,1 persen menjadi Rp 34,2 triliun pada semester I tahun 2019.
Khususnya pendapatan bersih meningkat 13,1 persen (yoy) menjadi Rp 24,6 triliun. Sementara pendapatan operasional lainnya tumbuh 24,5 persen yoy menjadi Rp 9,6 triliun hingga semester pertama di 2019.
"BCA melihat adanya pemulihan kredit investasi sejak tahun 2018 dan terus berlanjut pada semester pertama 2019. Hal ini merupakan indikator positif bagi iklim usaha dan ekonomi dalam jangka panjang sehingga BCA mencatat pertumbuhan yang positif pada berbagai segmen kredit," kata Jahja, pertengahan Juli 2019.