REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Perum Bulog memastikan stok beras nasional aman hingga akhir tahun. Bahkan, stok 2,3 juta ton beras bisa mencukupi kebutuhan sampai musim depan.
"Stok beras nasional cukup besar, ini merupakan stok paling tinggi dan akan cukup sampai musim panen berikutnya. Dan masa panen sendiri sekitar Maret dan April," ujar Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh saat ditemui wartawan di Kota Batu, Jumat (4/10).
Meski stok aman, Tri Wahyudi mengingatkan, hal lain yang perlu diperhatikan pemerintah, yaitu antara lain harga tinggi di November hingga Februari mendatang. Menurutnya, ini fenomena yang sering terjadi setiap tahunnya.
Tri Wahyudi mengatakan, pada akhir tahun biasanya akan terjadi peningkatan kebutuhan beras. Kondisi ini tidak lepas dari hari besar keagamaan termasuk perayaan tahun baru. Ditambah lagi, daerah belum memasuki panen pada Januari dan Februari.
Untuk menekan harga beras, maka Bulog menyatakan akan terus melakukan operasi pasar. Operasi pasar akan dilakukan setiap hari hingga mencapai target 1 juta ton pada akhir tahun.
Operasi pasar oleh Bulog saat ini baru mencapai 340 ribu ton beras. Itu berarti Bulog masih harus menggelontorkan 600 ribuan ton beras hingga Desember.
"Dan stok kita masih akan ada di atas 1,5 juta ton. Itu masih aman," jelasnya.
Di kesempatan lain, Menteri Perdagangan (Mendag) RI Enggartiasto Lukita mendorong Bulog agar beras medium benar-benar tersedia di pasar tradisional. Harga beras medium juga dipastikan harus dibanderol dengan harga jual Rp 9.450 per kilogram. Patokan harga ini merupakan standar Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditentukan pemerintah.
"Ini harus tersedia. Kalau tidak, maka angka Kemiskinan akan meningkat karena ini menjadi prioritas kita," jelasnya.