Jumat 04 Oct 2019 09:48 WIB

Upaya PLN Melistriki Papua

Sampai bulan Juli 2019 rasio elektrifikasi Provinsi Papua adalah 48,5 persen.

PT. PLN (Persero) melakukan pemulihan infrastruktur kelistrikan di Sentani, Papua. Senin (25/3).
Foto: dok. PLN
PT. PLN (Persero) melakukan pemulihan infrastruktur kelistrikan di Sentani, Papua. Senin (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PLN berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi dua provinsi yang masih rendah, yakni Provinsi Papua dan Papua Barat. Direktur Human Capital Management (HCM) PLN Muhamad Ali menjelaskan upaya melistriki “Bumi Cendrawasih” tersebut tidak mudah dilakukan.

Sampai bulan Juli 2019 rasio elektrifikasi Provinsi Papua adalah 48,5 persen dan Papua Barat 91,22 persen. Dengan jumlah desa total 7.358 (sesuai Permendagri No. 137/2017), masih ada sekitar 1.724 desa yang masih gelap gulita.

Baca Juga

PT PLN (Persero) Direktorat Bisnis Regional Maluku dan Papua, menetapkan program inisiatif strategis, Ekspedisi Papua Terang, di tahun 2018. Langkah awal yang dilakukan PLN untuk membangun sistem kelistrikan, adalah mengadakan survei kelistrikan, yang menjadi dasar menentukan tahapan atau langkah berikutnya.

Ali menjelaskan sebagai kelanjutan dari Ekspedisi Papua Terang, tahun ini PLN menetapkan “Program 1.000 Renewable Energy for Papua,” yang merupakan kerjasama PT PLN (Persero) Direktorat Bisnis Regional Maluku dan Papua dengan Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Cenderawasih, LAPAN, dan TNI AD.

Dari hasil kajian dan survei menurut Kepala Divisi Pengembangan Regional Maluku – Papua PT PLN (Persero) Eman Prijono Wasito Adi, ada empat alternatif EBT yang ditawarkan dalam EPT. Empat alternatif itu yakni Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro, Tabung Listrik (Talis), Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm), serta PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya). Untuk Pikohidro menurut Vita, lebih cocok apabila diaplikasikan pada daerah yang memiliki perbedaan ketinggian.

Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro merupakan pembangkit skala sangat kecil yang memanfaatkan energi potensial air untuk menghasilkan listrik berkapasitas hingga 5.000 Watt. Energi potensial air menggerakkan turbin, sedangkan turbin memutar generator, dan generator inilah yang dapat menghasilkan listrik.

Sedangkan Tabung Listrik merupakan alat penyimpanan energi (energy storage) layaknya power bank, yang digunakan untuk melistriki rumah. Cukup dengan plug-and-play, masyarakat di pedalaman Papua sudah dapat memanfaatkan listrik dengan Talis ini untuk kebutuhan penerangan hingga menyalakan televisi. Talis dapat diisi ulang di Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL).

Sementara PLTBm adalah pembangkit listrik skala kecil yang memanfaatkan potensi energi biomassa, seperti bambu, kayu, serat kelapa sawit dan bahan organik kering lainnya. Pembakaran biomassa menghasilkan uap air bertekanan yang memutar turbin,  kemudian menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik. PLTBm yang dikembangkan oleh PLN Regional Maluku dan Papua berkapasitas 3 – 10 kW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement