Kamis 03 Oct 2019 18:47 WIB

PGN Kembangkan Pipa Distribusi Semarang-Kendal-Ungaran

Jaringan pipa gas ini akan menjamin pasokan di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Seorang pekerja tengah melakukan aktivitasnya pada sebuah industri vulkanisir ban, di kawasan industri Tambak Aji yang ada di wilayah Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (3/10). Industri ini memanfaatkan gas bumi yang dipasok oleh PGN.
Foto: Bowo Pribadi.
Seorang pekerja tengah melakukan aktivitasnya pada sebuah industri vulkanisir ban, di kawasan industri Tambak Aji yang ada di wilayah Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, Kamis (3/10). Industri ini memanfaatkan gas bumi yang dipasok oleh PGN.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemanfaatan gas bumi sektor rumah tangga dan industri di Kota Semarang terus tumbuh positif. Pada 2019 ini, konsumsi gas bumi di wilayah ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini rata-rata telah mencapai 22 ribu hingga 25 ribu meter kubik per bulan.

“Jika dibandingkan dengan konsumsi gas bumi di 2018, jumlah konsumsi gas oleh sektor rumah tangga ini mengalami peningkatan hingga 37 persen,” ungkap Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, Kamis (3/10).

Ia menjelaskan, Semarang merupakan kota di Jawa Tengah yang dipilih PGN mengembangkan kembali kegiatan operasionalnya sejak 2014 lalu. Sebelumnya peran pengelolaan gas bumi domestik ini sempat terhenti pada periode 2000-an.

Terobosan yang dilakukan PGN untuk wilayah Semarang adalah melalui pembangunan infrastruktur Compressed Natural Gas (CNG) sebagai solusi sementara sebelum infrastruktur pipa gas bumi yang menghubungkan Jawa Timur (titik pasok) dengan JawaTengah (titik pasar) terbangun.

Layanan gas bumi melalui CNG ini, diawali dari penyiapan infrastruktur di Kawasan Industri Tambak Aji dan PGN terus melakukan pengembangan di wilayah di Kawasan Industri Wijaya Kusuma. “Pada 2016, PGN juga menerima penugasan pengoperasian jaringan gas (jargas) APBN di Kota Semarang dan Blora,” jelasnya.

Rachmat juga mengatakan, seiring berkembangnya industri baru dan meningkatnya kebutuhan energi yang lebih efisien dalam empat tahun terakhir, PGN terus fokus mempercepat pembangunan infrastruktur gas bumi di Jawa Tengah.

Sesuai peran subholding gas, PGN melalui PT Pertagas tengah menyelesaikan jaringan pipa gas transmisi Gresik- Semarang (Gresem), melalui pembangunan jaringan pipa gas transmisi 28 inci sepanjang 268 kilometer.

PGN pun optimistis pembangunan pipa gas transmisi Gresem ini akan segera rampung, yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan pengembangan jaringan pipa distribusi gas.

“Kami berharap dengan pembangunan infrastruktur ini, PGN nantinya dapat menyuplai gas untuk industri dengan kapasitas maksimal 400 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD),” katanya.

Pembangunan jalur pipa gas transmisi Gresem, masih jelas Rachmat, merupakan tindak lanjut dari eksplorasi gas bumi di Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) Bojonegoro,  Jawa Timur.

Proyek JTB dikelola PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan telah ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

Dengan kapasitas penjualan gas sebesar 192 MMSCFD, produksi gas JTB akan dialirkan melalui pipa Gresik- Semarang. Sesuai proyeksi lapangan JTB memiliki kandungan gas hingga 2,5 triliun kaki kubik (TCF).

“Selain memasok kebutuhan untuk Jawa Timur, gas dari JTB juga akan mengaliri PLTGU Tambak Lorok di Semarang dan juga pelaku usaha lainnya yang berada di wilayah Jaawa Tengah,” tegasnya.

Setelah menyelesaikan proyek tersebut, ujar Rachhmat, PGN juga akan mengembangkan jaringan gas dengan membangun pipa distribusi jalur Semarang-Kendal-Ungaran (SKU) sepanjang 96 kilometer.

Karena pengembangan pipa distribusi di daerah seperti Kendal serta Ungaran di Kabupaten Semarang ini juga sangat peotensial, karena keduanya merupakan daerah kawasan industri yang ada di Jawa Tengah.

Jaringan pipa gas ini akan menjamin wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya mendapatkan pasokan gas secara berkelanjutan. Ke depannya, koneksi infrastruktur gas bumi Trans Jawa diharapkan akan tersambung sampai Jawa Barat dan Sumatra.

Sehingga akan meningkatkan keandalan pasokan serta perluasan pasar gas bumi untuk utilisasi gas bumi domestik. Pembangunan berbagai infrastruktur gas itu menjadi prioritas utama PGN, mengingat semakin besarnya kebutuhan energi yang lebih efisien di berbagai wilayah di Indonesia.

Terutama untuk daerah- daerah yang memiliki potensi ekonomi namun selama ini belum tersentuh oleh pemanfaatan gas bumi. “Baik potensi ekonomi sektor kelistrikan, industri, transportasi dan juga sektor rumah tangga,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement