Rabu 02 Oct 2019 04:05 WIB

Batik Cina Bikin Batik Lokal Bak Ayam Mati di Lumbung Padi

Belum ada kebijakan perdagangan yang melindungi batik lokal dari batik impor Cina.

Perajin batik.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Perajin batik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berharap batik lokal dapat dilindungi dari serbuan batik impor yang berada di pasaran. Hal itu disampaikan oleh Direktur Warisan Budaya Kemendikbus Nadjamuddin Ramly saat ditanya soal perlindungan batik lokal di Jakarta, Selasa.

"Salah satunya dengan kebijakan perdagangan kita. Harusnya batik impor Cina tidak boleh masuk ke Indonesia," kata Nadjamuddin.

Baca Juga

Dia mengemukakan, tekstil bermotif batik itu dijual dengan harga murah, sehingga konsumen lebih memilih batik impor tersebut dibandingkan dengan batik lokal. Nadjamuddin juga meminta prosedur perpajakan bagi pengrajin batik dapat dipermudah.

"Saat ini banyak produk dalam negeri kita tidak dapat terproteksi oleh kebijakan pemerintah sehingga batik ini seperti ayam yang mati di lumbung padi," ungkap dia.

photo
Batik impor Cina dijual di Pasar Grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Menurut Nadjamuddin, serbuan tekstik bermotif batik impor tersebut juga akan berdampak pada regenerasi pengrajin batik, karena pendapatan sebagai pengrajin batik dinilai kurang menjanjikan. Dia menyayangkan batik yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan tak benda asli Indonesia tersebut harus kalah saing dengan batik impor.

"Kanalisasi kebijakan harusnya dari Kementerian Perdaganagan. Presiden Joko Widodo sebenarnya mencemaskan hal ini, tapi belum mampu mengeluarkan kebijakan afirmatif untuk masalah tersebut," jelas dia.

Selain itu, Nadjamuddin juga mengharapkan partisipasi masyarakat untuk membeli produk-produk lokal agar batik negeri sendiri dapat terus bertahan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement