REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani di sejumlah desa di Kabupaten Indramayu memanfaatkan masa tunggu datangnya musim tanam rendeng (penghujan) dengan menanam palawija. Mereka memanfaatkan air dari sumber yang masih ada.
Hal itu seperti yang dilakukan petani di Desa Gantar, Situraja dan Mekarjaya, Kecamatan Gantar. Mereka beramai-ramai menanam tanaman cabai.
"Dari pada lahannya nganggur setelah panen selesai, saya pilih tanam cabai," ujar seorang petani setempat, Kholil, Selasa (1/10).
Kholil mengatakan, lahan sawah pascapanen padi sangat mendukung untuk ditanami cabai. Pasalnya, banyak tumpukan jerami dan batang padi yang telah membusuk, yang bisa digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman.
Kholil mengakui, musim kemarau memang sulit mendapatkan air. Apalagi, areal sawahnya merupakan lahan tadah hujan.
"Untuk pengairannya, saya memanfaatkan air dari sumur pantek," kata Kholil.
Terpisah, Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Gantar, Hadi Joko Pramono, membenarkan para petani di ketiga desa itu kini beramai-ramai menanam cabai. Dia menyebutkan, di ketiga desa tersebut, luas lahan yang ditanami cabai ada sekitar 100 hektare.
Dari 100 hektare lahan tanaman cabai itu, hampir separuhnya terletak di Desa Gantar. Hasil panen cabai dari petani di desa tersebut bahkan sudah menembus Pasar Induk Kramat Jati Jakarta.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid, menyatakan, para petani di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu saat ini memang ada yang menanam palawija. Hal itu dilakukan sambil penunggu datangnya musim tanam padi saat hujan tiba. Mereka memanfaatkan sumber air yang masih ada.
"Mereka ada yang tanam cabai, blewah, semangka," katanya.