Selasa 01 Oct 2019 07:07 WIB

Mata Uang Kripto Raksasa Medsos Ini Belum Bisa Mengudara

Prancis dan Jerman sudah mantap akan memblokir Libra.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Mata Uang Kripto Raksasa Medsos Ini Belum Bisa Mengudara, Karena . . . .. (FOTO: REUTERS/Dado Ruvic)
Mata Uang Kripto Raksasa Medsos Ini Belum Bisa Mengudara, Karena . . . .. (FOTO: REUTERS/Dado Ruvic)

Warta Ekonomi.co.id, Surakarta

Peluncuran mata uang kripto Facebook, Libra berpotensi ditunda karena masalah regulasi yang telah dibahas oleh para pemerintah global, hal itu dikonfirmasi oleh Kepala Asosiasi Pengawasan Libra kepada Reuters, dilansir Senin (30/9/2019).

Tiga bulan lalu, Facebook mengumumkan rencana peluncuran mata uang kripto pada Juni 2020, bermitra dengan anggota Asosiasi Libra yang didirikan oleh platform tersebut.

Namun, upaya itu mengundang keraguan dari segi regulasi dan politik dunia, bahkan Prancis dan Jerman sudah mantap akan memblokir Libra. “Rencana awal kami pada Juni lalu merupakan perkiraan, tak masalah jika peluncuran ditunda satu atau dua kuartal,” kata Direktur Pelaksana Asosiasi Libra, Bertrand Perez.

Baca Juga: Rilis Tahun Depan, Kok Aturan Cryptocurrency Facebook Masih Gantung?

Menuru Perez, saat ini sedang berlandung diskusi dengan regulator dari Eropa dan wilayah lain demi meredakan kekhawatiran mereka akan hadirnya mata uang digital Facebook itu.

Ia menambahkan, “kami sadar, (banyak) pertanyaan yang perlu dijawab, baik dari regulator di kedua sisi Atlantik dan wilayah lain di dunia.”

Libra sendiri akan didukung oleh cadangan asset dunia nyata, seperti deposito bank dan surat berharga pemerintah jangka pendek. Dalam operasionalnya, Libra akan diawasi oleh asosiasi dengan anggota dari 28 negara.

Struktur itu bertujuan menumbuhkan kepercayaan dan menstabilkan volatilitas harga yang mengganggu mata uang kripto, seperti yang terjadi pada Bitcoin.

Anggota asosiasi lain di luar Facebook, antara lain: Vodafone (VOD.L), PayPal (PYPL.O), Mastercard (MA.N) dan Visa (VN). Perusahaan berencana menghimpun lebih banyak banyak anggota dalam waktu dekat, yang diprediksi berasal dari sektor perbankan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement