Senin 30 Sep 2019 12:07 WIB

PNM Investment Management Terbitkan Reksa Dana ETF

Asset Under Management dari reksa dana ETF ditargetkan Rp 200 miliar

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Wartawan mengambil gambar layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (6/9/2019).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Wartawan mengambil gambar layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (6/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PNM Investment Management mencatatkan reksa dana ETF di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (30/9). Diluncurkan perdana, produk investasi portofolio efek ini bernama Reksa Dana PNM ETF Core LQ45. 

Direktur Utama PNM Investment Management Bambang Siswaji menilai prospek bisnis reksa dana ini dinilai semakin cerah. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya minat investor terhadap produk ini.

“Kami melihat dan sangat optimistis reksa dana ETF akan semakin berkembang ke depan. Apalagi, dengan dukungan dan otoritas pasar modal dan otoritas bursa yang semakin tinggi," kata Bambang. 

Perusahaan menargetkan dana kelolaan atau  Asset Under Management (AUM) dari produk ini sebesar Rp 200 miliar sampai tahun depan. Hingga saat ini, dana kelolaan yang masuk baru sebesar Rp 6 miliar.

Rencananya, produk PNM ETF Core LQ45 ini akan mengalokasikan investasinya pada minimum 80 persen dan maksimum 100 persen dari nilai aktiva bersih pada saham-saham yang tercatat di indeks LQ45. Sisanya minimum 0 persen dan maksimum 20 persen dialokasikan pada instrumen pasar uang yang memiliki jatuh tempo kurang dari satu tahun. 

Menurut Bambang, tingginya minat investor terhadap produk reksa dana ETF ini seiring dengan adanya tren pengelolaan investasi pasif untuk mengurangi risiko portofolio saham. Di sisi lain, ETF memiliki karakteristik likuid, transparan, dan tingkat risikonya lebih moderat dibandingkan berinvestasi langsung di saham ataupun surat utang. 

Hal ini tercermin dari semakin banyak manajer investasi menerbitkan produk ETF ini dan kinerja dana keolaan ETF yang terus meningkat. "Dengan bertambahnya produk reksadana indeks dan ETF berani minat investor akan produk tersebut juga semakin membaik,” tuturnya. 

Dalam periode tiga tahun terahir ini, produk ETF mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Per akhir Juni 2019 tercatat jumlah produk mencapai 26 produk atau tumbuh rata-rata sekitar 34,5 persen sejak akhir 2017 sebanyak 12 produk. Demikian pula, total AUM untuk produk ETF ini tercatat sebesar Rp14,12 triliun per Juni 2019 atau naik rata-rata sekitar 41 persen sejak akhir 2017. 

Dari total 26 produk ETF tersebut, sebagian besar produk ETF menggunakan acuan indeks yakni EDX30, SRI KEHATI, MSCI, Jakarta Islamic Index (111) dan baru ada satu produk yang menggunakan indeks LQ45. 

“Dari hasil penjajakan terhadap nasabah investor kami, ternyata Indeks LQ45 masih sangat diminati. Ini cukup beralasan karena Indeks LQ45 mengukur performa harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar dan didukung fundamental perusahaan yang baik,” jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement