Rabu 25 Sep 2019 19:00 WIB

ISEF 2019, Pengakuan Terhadap Indonesia di Kancah Global

Gelaran akbar tersebut akan menjadi ajang silaturahim para pelaku industri halal glob

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Budi Raharjo
Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Muhammad Anwar Bashori.
Foto: ROL/Fakhtar Khairon Lubis
Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Muhammad Anwar Bashori.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi ekspor produk halal Indonesia akan semakin meningkat seiring dengan pelaksanaan Indonesia Sharia Economic Festival atau ISEF 2019. Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Anwar Bashori mengatakan ini pertama kalinya ISEF diselenggarakan dengan taraf internasional.

Gelaran akbar tersebut akan menjadi ajang silaturahim para pelaku industri halal global. Sejumlah negara telah berkomitmen meramaikan acara baik sebagai investor, buyer, panelis, dan calon kolaborator yang akan menghubungkan produk halal Indonesia dengan pasar global.

"Kita sudah terima banyak komitmen, salah satunya dari Dubai, ada lembaga pengembang industri di sana yang bisa membawa produk kita masuk ke pasar mereka," kata Anwar dalam gelaran road to ISEF 2019, Global Islamic Economy Summit Jakarta Series di Le Meridien, Jakarta, Rabu (25/9).

Pengembangan pasar tersebut juga membuka potensi distribusi produk Indonesia ke negara-negara yang telah bekerja sama dengan Dubai, Uni Emirate Arab. Anwar mengatakan produk Indonesia sudah banyak yang bertaraf ekspor sehingga ISEF akan menjadi wadah untuk showcase.

Sebagai proyek global halal pertama, ISEF memasang target moderat. Anwar menyampaikan acara ini bukan sekadar target jual beli. Perkenalan, kesepakatan kerja sama, kolaborasi, hingga komitmen investasi diharapkan lahir dari silaturahim tersebut.

Indonesia ingin setidaknya memasukan ISEF dalam kalender acara halal taraf internasional. Anwar merujuk pada Mihas yang sudah identik dengan Malaysia yang juga menjadi daya tarik global. ISEF pun digadang sebagai gelaran yang identik dengan Indonesia di bulan November.

ISEF 2019 kini diselenggarakan tak hanya oleh Bank Indonesia, tapi juga bekerja sama dengan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan Kementerian Luar Negeri. Peran Kemenlu adalah menggaungkan gelaran ini secara lebih luas ke negara-negara lainnya. "Kemenlu sudah menyurat semua negara dan mengundang pihak-pihak yang terkait dengan industri," katanya.

Sejumlah negara yang telah berkomitmen diantaranya negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), hingga Jepang dan Thailand. Sejauh ini ada 30 negara yang akan terlibat dalam acara. Selain fokus pada bisnis, ISEF juga menyediakan ruang untuk para cendekiawan terkait industri halal dan keuangan syariah.

Anwar menyampaikan akan ada banyak sekali hal yang dipertunjukkan di ISEF 2019. Tak hanya produk tapi juga sektor keuangan syariah hingga pariwisata halal. Namun Indonesia sendiri tetap menonjolkan lima sektor yakni makanan minuman, farmasi, kosmetik, pariwisata, dan keuangan syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement