REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menanggapi pergerakan pasar keuangan yang merosot dalam dua hari ini, berbarengan dengan demonstrasi mahasiswa secara besar-besaran di berbagai daerah di Indonesia. Sri menegaskan bahwa pemerintah terus menjaga fundamental ekonomi nasional, termasuk dari sisi makroekonomi yang biasanya memunculkan sentimen negatif pasar.
Meski tidak secara tegas menjelaskan korelasi aksi massa dalam beberapa hari ini dengan pelemahan pasar keuangan, Sri menyebutkan bahwa pemerintah terus memonitor faktor lain, termasuk neraca perusahaan yang melakukan transaksi di pasar keuangan agar tetap kuat.
"Pokoknya kita akan jaga fondasinya aja sehingga kita akan tetap komunikasikan kepada pelaku usaha mengenai Indonesia yang stabil dan tetap terkeola dengan baik," jelas Sri usai menghadiri rapat terbatas di Kantor Presiden, Rabu (25/9).
Sri pun mengingatkan bahwa faktor risiko bagi pasar keuangan tak hanya datang dari sisi internal saja, namun juga eksternal yakni risiko resesi yang juga mengancam banyak negara dunia. Pelemahan ekonomi global juga menjadi perhatian pemerintah untuk menerbitkan kebijakan yang pro-investasi dan menjaga kepercayaan pasar domestik.
Seperti diberitakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Selasa (24/9) kemarin bergerak di zona merah. IHSG dibuka melemah ke level 6188.770 dari 6206.199. Sedangkan pada penutupan, IHSG terus merosot 1,11 persen ke level 6137.608. Aksi demonstrasi disebut meningkatkan kecemasan pelaku pasar dan memicu aliran dana keluar pasar domestik.