REPUBLIKA.CO.ID, TIMOR TENGAH SELATAN -- Sri Mega Darmi Sandjojo, Penasihat Dharma Wanita Persatuan sekaligus Pengurus Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja Bidang II mengunjungi PAUD Udayana dan mensosialisasikan upaya pencegahan stunting di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, Selasa (24/9).
Istri dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi yang juga akrab disapa Riri Sandjojo ini juga mensosialisasikan cara mencuci tangan yang baik dan benar sebagai upaya menurunkan angka stunting di desa-desa.
Dalam kunjungannya Riri Sandjojo didampingi Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Samsul Widodo, Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Aisyah Gamawati, Staf Ahli Bidang Pengembangan Ekonomi Lokal Ekatmawati, Bupati Timor Tengah Selatan Egusem Piether Tahun dan Bunda PAUD Nusa Tenggara Timur Julie Sutrisno Laiskodat.
Riri menyampaikan kekagumannya pada alam Nusa Tenggara Timur yang indah. Potensi sumber daya alam ini menurutnya harus ditopang juga dengan sumber daya manusia yang unggul, dan PAUD menurutnya adalah gerbang awal dalam mencetak generasi SDM unggul tersebut. Oleh karenanya dalam kunjungan kerjanya bersama DWP ataupun OASE KK ia tak pernah absen untuk mengunjungi PAUD-PAUD di desa-desa dan pelosok negeri.
"Senang sekali saya mengunjungi PAUD di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT ini. Setiap kunjungan ke PAUD, ibu negara (Iriana Jokowi) selalu mengatakan bahwa PAUD adalah tempat masa depan generasi Indonesia," ujarnya seperti dalam siaran pers.
Selama kunjungan kerja ke desa-desa, Riri merasa banyak pengalaman yang diambil karena bisa langsung bertemu dengan masyarakat hingga ke pelosok, sehingga tahu permasalahan mereka.
Sejalan dengan hal tersebut, Bunda PAUD Nusa Tenggara Timur Julie S Laiskodat mengatakan bahwa PAUD di NTT banyak sekali, namun belum terakreditasi. Padahal menurutnya kualitas SDM dimulai dari PAUD.
"Sebagai Bunda PAUD saya keliling ke desa-desa bukan hanya lihat fasilitas secara fisik saja tapi fasilitas secara SDM seperti gurunya juga. Sebagian guru PAUD hampir seluruhnya lulusan SMP dan SMA, tidak tersertifikasi. Perlu pelatihan-pelatihan sehingga anak-anak PAUD berkualitas," terangnya.
Sementara itu, Bupati Timor Tengah Selatan Egusem Piether Tahun mengatakan saat ini Soe, Timor Tengah Selatan termasuk kemiskinan tertinggi nomor satu di NTT. Yaitu 29,44 persen, juga angka tertinggi untuk stunting sehingga perlu perhatian khusus untuk mengatasi permasalahan tersebut.
"Kami mengadakan gerakan untuk mengatasi masalah stunting ini dengan mengeluarkan kebijakan 20 persen dari anggaran dana desanya untuk menekan angka stunting, dan komitmen untuk peningkatan kualitas SDM melalui pengembangan PAUD dengan dana desa" jelasnya.