Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Huawei baru saja merilis Mate 30, ponsel ini diluncurkan tanpa lisensi Google resmi karena perang dagang dengan Amerika Serikat yang menempatkan Huawei ke dalam daftar hitam atau blacklist perusahaan.
Kendati demikian, sang CEO Huaei, Richard Yu optimis bahwa Mate 30 dapat mencapai penjualan lebih dari 20 juta secara global.
"Saya yakin kita bisa menjual lebih dari 20 juta dengan seri Mate 30," ujarnya dikutip dari GSM Arena, Sabtu (21/9/2019).
Baca Juga: Bisnis Enggak Kendor di Tengah Boikot AS, Huawei Capai Ini
Ia juga memperkirakan penjualan global akan turun, namun akan mengalami pertumbuhan yang kuat di pasar dalam negeri sendiri.
“Saya pikir larangan ini akan mempengaruhi penjualan Cina. Tetapi penjualan China akan meningkat banyak karena ini adalah unggulan 5G paling kompetitif di dunia," imbuhnya.
Baca Juga: 2019 Belum Berakhir, Pendapatan Huawei Sudah Tembus 11 Miliar Yuan
Tidak dapat disangkal benar memang larangan AS mempengaruhi penjualan Huawei secara global.
Tapi faktanya, Huawei terus menumbuhkan pangsa pasarnya di China dan pada Q2 2019 menjadi yang tertinggi dari semua produsen di China dalam delapan tahun terakhir, menurut penelitian Canalys pada bulan Mei.
Huawei masih belum mengungkapkan kapan pihaknya berencana untuk meluncurkan perangkat Mate 30 di pasar di luar China.
Baca Juga: Tawarkan Ponsel Lipat yang Out of The Box, Perusahaan Ini Tantang Samsung dan Huawei
Seperti disebutkan dalam wawancara setelah acara perilisan Mate 30, jika ada perubahan dengan larangan tersebut, Huawei akan dapat memulihkan kembali layanan Google dengan cepat.
Huawei telah memungkinkan bootloader Mate 30 dibuka, sehingga memudahkan komunitas pengembang untuk menginstal layanan Google Play pada tingkat firmware.