Ahad 22 Sep 2019 18:14 WIB

Indonesia Kalah di WTO, Imbauan Kiai Maruf Dinilai Tepat

Brasil memenangi gugatan atas kebijakan impor ayam Indonesia di WTO

Rep: Muhyiddin/ Red: Nidia Zuraya
Daging ayam.
Foto: Flickr
Daging ayam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belum lama ini Indonesia kalah menghadapi gugatan World Trade Organization (WTO) yang diajukan Brasil terkait ekspor daging ayam. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas mengatakan, akibat dari kekalahan itu tentu akan membuat tekanan ekonomi global yang lebih kuat terhadap para pengusaha dan peternak dalam negeri.

"Dalam menghadapi ini imbauan KH Ma'ruf Amin wapres terpilih kepada para peternak agar terus berproduksi secara kreatif tentu bisa kita lihat sebagai sesuatu yang tepat," ujar Anwar kepada Republika.co.id, Ahad (22/9).

Baca Juga

Menurut dia, masalah tersebut harus dihadapi bersama-sama dan berhati-hati. Kalau tidak, kata dia, maka usaha dan ekonomi dalam negeri tentu akan bisa terancam karena unggas dari Brasil akan bisa membanjiri pasar domestik.

Namun, menurut dia, untuk menghadapi masalah tersebut ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Pertama, para pengusaha unggas lokal harus mengusahakan harga unggas dalam negeri jauh lebih murah dari unggas impor.

"Untuk itu masalah efisiensi harus benar-benar menjadi perhatian oleh para peternak dan dunia usaha," ucap Anwar.

Kedua, lanjut dia, masyarakat Indonesia terutama umat Islam juga harus lebih waspada terhadap kehalalan produk dan unggas yang akan dibeli. Karena itu, Anwar pun mengimbau kepada umat Islam untuk membeli unggas impor yang bersertifikat halal.

"Diimbau kepada seluruh anggota masyarakat terutama  umat Islam untuk tidak membeli unggas-unggas impor yang tidak bersertifikat halal," katanya.

Ketiga, menurut Anwar, pemerintah juga harus secara serius mensosialisasikan dan membudayakan di kalangan masyarakat untuk mengkonsumsi dan mencintai produk-produk dalam negeri, sehingga bisa membuat ekonomi nasional semakin menggeliat dan berkembang sesuai dengan diharapkan.

"Tanpa itu maka bangsa ini hanya akan menjadi bangsa konsumen dan itu jelas akan sangat berbahaya karena akan membuat PHK di mana-mana, sehingga akan membuat bangsa ini menjadi bangsa yang miskin dan tidak lagi mempunyai daya beli," ujar Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement