Selasa 17 Sep 2019 08:43 WIB

BKKBN Pangkas Program Disesuaikan dengan Anggaran

Pada anggaran 2020, BKKBN tidak mendapatkan penambahan anggaran.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo seusai membuka Konsolidasi Perencanaan Program dan Anggaran (Koren) kedua terkait Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga tahun anggaran 2020 di Hotel Mercure Surabaya, Senin (16/9).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo seusai membuka Konsolidasi Perencanaan Program dan Anggaran (Koren) kedua terkait Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga tahun anggaran 2020 di Hotel Mercure Surabaya, Senin (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan memangkas sejumlah program pada 2020. Pemangkasan ini terkait dengan anggaran BKKBN yang pada tahun depan tidak mengalami penambahan.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo meminta seluruh jajaran untuk menjalankan setiap program sesuai dengan anggaran yang ada. Hal itu ia sampaikan dalam Konsolidasi Perencanaan Program dan Anggaran (Koren) kedua terkait Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga tahun anggaran 2020 di Hotel Mercure Surabaya, Senin (16/9). Selain Hasto, kegiatan itu juga dihadiri Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

"Anggarannya enggak dipangkas, tetapi jumlah kegiatannya dari yang sebelumnya 1.200 lebih sekian itu kami sederhanakan menjadi sekitar 900 program saja," ujar Hasto di sela acara.

Meski demikian, Hasto belum bisa menjelaskan secara rinci program apa saja yang dihilangkan pada 2020. Dia hanya menjelaskan, tujuan penyederhanaan program tersebut adalah mempercepat reformasi birokrasi.

"Dengan anggaran yang tipis maka kita perkuat program inti yang pengaruhnya kuat terhadap pembangunan keluarga. Kemudian kita mengejar skor reformasi birokrasi yang harus kita pertanggungjawabkan," ujar Hasto.

Hasto juga mengingatkan agar program yang dijalankan tidak lepas dari visi misi yang telah dibuat. Dia juga mengingatkan agar setiap program yang dijalankan saling berkesinambungan satu sama lain. Jika ada program yang tidak nyambung, maka harus dibuat program kerja baru untuk menyambungkannya.

"Ini penting sekali. Jadi kami harap program yang dijalankan ibarat daun jangan ada yang lepas dari rantingnya, ranting jangan ada yang lepas dari pohonnya. Kalau tidak nyambung harus ditambah program-program kerja supaya nyambung," kata Hasto.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap, program-program yang dijalankan BKKBN dilandasi optimisme tinggi. Yakni keyakinan bahwa program yang dijalankan akan berpengaruh terhadap pembangunan generasi mendatang. Ujungnya, berpengaruh pula terhadap kemajuan bangsa.

"Ada Hadits Qudsi. Kata Allah SWT, Aku akan memberikan apa yang kau prasangkakan. Maka dari itu saya ingin kita semua membangun optimisme dan kita berprasangka baik terhadap masa depan Indonesia," ujar Khofifah.

Khofifah juga mengharapkan penguatan program Kampung KB. Khofifah menyatakan, Kampung KB adalah andalan untuk mengatasi stunting di Jawa Timur. Menurutnya, stunting merupakan pekerjaan rumah yang perlu diatasi. Karena menurutnya, membiarkan stunting sama saja melahirkan generasi miskin di masa yang akan datang.

"Apalagi Jawa Timur hari ini sudah masuk kategori bonus demografi. Kampung KB bagi Jawa Timur adalah andalan untuk mengatasi stunting. Supaya tidak lahir generasi-generasi miskin di masa yang akan datang," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement