REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) bekerja sama dengan DinarStandard (Dubai & New York), didukung oleh Bank Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, membawa para pengusaha Indonesia untuk bertemu kalangan investor Timur Tengah di dua forum bisnis dan investasi di Dubai, Uni Emirat Arab dan Jeddah, Arab Saudi. IHLC berharap forum tersebut bisa memberikan dampak positif bagi potensi pengembangan halal industri di Indonesia.
Chairman IHLC Sapta Nirwandar mengatakan, dengan pengeluaran konsumsi sebesar 218,8 miliar dolar AS sebagaimana data 2017, Indonesia adalah pasar konsumen produk halal terbesar di dunia. Indonesia mengekspor 3,3 persen dari seluruh ekspor produk-produk halal ke negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI).
“Dengan forum yang kami adakan ini, kami berharap ke depan ada peningkatan signifikan dari ekspor produk halal Indonesia, terutama ke negara-negara OKI,” kata Sapta.
Wakil Menteri Pariwisata di Kabinet Presiden SBY itu mengatakan, digelarnya forum bisnis & investasi di dua negara tersebut juga menjadi salah satu tindak lanjut nyata dari kunjungan pimpinan tertinggi Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman, ke Indonesia, beberapa waktu lalu. “Kami ingin memberikan peluang ekonomi dua arah, antara Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA),” kata Sapta.
Ia melihat Saudi adalah pasar terbesar di antara negara-negara Islam, dengan pengeluaran untuk mengimpor bahan makanan, minuman, farmasi dan kosmetika sebesar 25,5 miliar dolar AS per tahun.
Bank BRI, CIMB Niaga dan sekitar 30-an pengusaha Indonesia dari berbagai sektor seperti industri makanan, kosmetika, pengembang infrastruktur, perhotelan dan pariwisata, fesyen serta industri media digital yang akan hadir bertemu para investor Timur Tengah, terutama dari UEA dan Arab Saudi. Sedangkan para investor Timur Tengah yang telah menyatakan kesiapan untuk hadir adalah para usahawan dan industrialis dunia.
Dihubungi terpisah, Konjen RI di Jeddah, Arab Saudi, Mohamad Hery Saripudin menyatakan dukungan sebesar-besarnya untuk acara tersebut. “Mengingat sangat pentingnya acara tersebut, KJRI Jeddah siap membantu sepenuhnya, serta memfasilitasi acara tersebut agar terselenggara dengan sukses,” kata Hery. Ia menunjuk antara lain penggunaan fasilitas Wisma KJRI Jeddah sebagai bentuk dukungan nyata yang KJRI berikan.
Sementara itu salah seorang anggota rombongan pengusaha Indonesia yang akan hadir pada acara yang digelar 16-19 September tersebut, Ervik Ari Susanto, mengatakan bahwa sadar akan pentingnya acara membuat pihaknya memastikan akan hadir dalam acara tersebut.
“Salah satu kelemahan besar yang ada dalam dunia bisnis halal di Indonesia saat ini adalah lemahnya jaringan kerja sama antara pengusaha Indonesia dengan investor dan lembaga keuangan Islam tingkat dunia,” kata Ervik, pimpinan grup usaha EPIC yang bergerak dalam bisnis media dan sistem komunikasi digital.
“Itulah yang mencoba dijembatani, sehingga kelemahan yang telah lama berjalan ini akan terus bisa terhapuskan. Bayangkan bagaimana dahsyatnya sinergi antara pasar halal Indonesia yang besar dengan lembaga keuangan Islam Timur Tengah yang kaya,” kata Ervik menambahkan.