Jumat 06 Sep 2019 05:48 WIB

Investor Rusia Diundang Bangun Infrastruktur Energi

Indonesia bisa banyak belajar dari Rusia mengenai pemanfaatan energi baru.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengundang investor asal Rusia untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur sektor energi di Indonesia. Bambang mengatakan sektor energi merupakan area yang menjanjikan untuk penguatan kerja sama ekonomi, apalagi Rencana Kerja Sama Energi ASEAN-Rusia 2016-2020 sudah disahkan.

"Rencana pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia memberikan peluang bagi para investor keuangan dan strategis untuk masuk dan meningkatkan dukungan investasi," kata Bambang dalam acara Russia-ASEAN Business Dialogue yang diselenggarakan sebagai rangkaian Eastern Economic Forum di Vladivostok, Rusia, melalui pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat (6/9).

Baca Juga

Selain itu, tambah dia, negara-negara di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dapat belajar mengenai praktik pemanfaatan energi baru dan terbarukan dari Rusia. Untuk itu, Bambang mengharapkan Rusia dan Indonesia memperkuat kerja sama ekonomi serta memperluas di bidang-bidang yang saling menguntungkan sekaligus menghasilkan inisiatif yang dapat berdampak positif bagi kawasan secara keseluruhan.

Berbagai skema pembiayaan sudah diupayakan untuk mengundang minat swasta untuk masuk dalam proyek infrastruktur di Indonesia. Seperti gabungan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).

Peran KPBU penting untuk perencanaan, persiapan hingga penandatanganan perjanjian utama. Sedangkan PINA berperan dalam proses pembiayaan untuk mencapai financial closing, terutama pada proyek dengan Internal Rate Return (IRR) di atas 13 persen.

"Gabungan skema KPBU dan PINA ini sangat penting untuk memajukan sejumlah besar proyek pada pipeline setiap skema menuju financial close dan pada akhirnya konstruksi dan tahap operasional," ujarnya.

Hingga saat ini, skema KPBU memiliki 86 proyek dengan nilai estimasi lebih dari 40 miliar dolar AS dalam pipeline, sedangkan skema PINA memiliki 30 proyek dengan nilai estimasi lebih dari 50 miliar dolar AS dalam pipeline.

Sementara itu, Rusia merupakan investor terbesar kesepuluh bagi negara-negara ASEAN. Total investasi Rusia untuk Indonesia mencapai 2,18 juta dolar AS, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement