Rabu 04 Sep 2019 14:17 WIB

Modalku Terapkan Penagihan Persuasif

Modalku memberikan keringanan pembayaran cicilan kepada peminjam yang kesulitan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Fintech Lending. Ilustrasi
Foto: Google
Fintech Lending. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan fintech Modalku menggunakan prinsip menjaga hubungan baik dengan para peminjam (borrower) untuk menghindari adanya kredit macet. Menurut PR Marketing & Manager Modalku, Errik Jaya Tirta, pihaknya menerapkan penagihan yang bersifat persuasif, dan menghindari kekerasan seperti yang kerap dilakukan oleh debt collector.

"Jadi setelah dana pinjaman diberikan, tim kami tetap menjalin hubungan baik dengan peminjam. Makanya bisa saling pengertian saat peminjam sulit untuk bayar," ujar Errik saat melakukan kunjungan ke kantor redaksi Republika.co.id, Selasa (3/9).

Baca Juga

Dengan menjalin hubungan baik, kata Errik, pihak Modalku bisa memberikan keringanan untuk membayar cicilan saat usaha peminjam sedang mengalami kesulitan. Hal ini juga menjaga kredibilitas Modalku, sehingga lebih kompetitif dibandingkan fintech peer to peer lending lainnya. 

Selain itu, Modalku juga menerapkan responsible lending yakni adanya evaluasi ketat untuk menilai kemampuan finansial setiap UMKM untuk melunasi pinjamannya. Strategi ini yang menjaga non performing loan (NPL) atau kredit macet di Modalku hanya sekitar 1,00 persen.

"Pinjam di kami tidak ada jaminan, tapi kami cek seluruhnya arus keluar masuk penghasilannya. Ini untuk memastikan usahanya benar ada dan berjalan baik," jelas Errik.

Berdasarkan data Modalku, per September 2019, total pinjaman yang telah disalurkan mencapai Rp 8,44 triliun di Asia Tenggara. Jumlah dana yang disalurkan di Indonesia yakni 50 persen dari total pinjaman tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement