Rabu 04 Sep 2019 13:07 WIB

Musim Kemarau, Kementan Pastikan Stok Beras Aman

Perubahan iklim juga menggeser pola pertanaman komoditas padi.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Petani padi di Lampung dilanda kekeringan.
Foto: Kementan
Petani padi di Lampung dilanda kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produktivitas padi dalam dua bulan ke depan diprediksi mengalami penurunan. Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, penurunan tersebut wajar terjadi akibat musim kemarau yang masih berlangsung di sejumlah sentra padi. 

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi, menuturkan total luas lahan yang kemungkinan mengalami puso atau gagal panen sekitar 100 ribu hektare. Dengan rata-rata produktivitas 2,5 ton per hektare, penuruan produktivitas diperkirakan sekitar 250 ribu ton. 

Baca Juga

"Berkurangnya produksi bisa 250 ribu ton. Tapi, kita punya produksi per bulan sekarang sekitar 2,7 juta sampai 2,8 juta ton. Artinya tidak ada masalah," kata Agung kepada Republika.co.id, Rabu (4/9). 

Sebagai catatan, Agung menyampaikan rata-rata konsumsi beras per bulan saat ini masih sekitar 2,5 juta ton secara nasional. Meski produktivitas turun, Kementan memastikan produksi masih surplus terhadap kebutuhan. 

Dampak musim kemarau terhadap pergeseran musim tanam dan panen juga tak ditampik pemerintah. Agung menjelaskan bahwa perubahan iklim sudah tentu menggeser pola pertanaman komoditas padi. "Tapi kami yakin panen tiap bulan masih mencukupi kebutuhan kita," tuturnya. 

Sementara itu, dirinya menuturkan posisi stok beras di gudang Bulog tercatat sebanyak 2,4 juta ton. Penyerapan beras per hari masih terus dilakukan sekitar 4.000 - 5.000 ton per hari di seluruh Indonesia. Melihat stok yang cukup besar itu, pemerintah justru tengah mencari pasar ekspor agar produksi beras dalam negeri bisa tersalurkan. 

Adapun stok di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) hingga Selasa (3/9) stok beras sebanyak 53,8 ribu ton atau turun 2 persen dibanding hari sebelumnya. Meski begitu, jumlah stok tersebut di atas batas aman pasokan sebesar 25-30 ribu ton per hari. 

Sebanyak 31,79 persen atau mayoritas beras di PIBC dipasok dari Cirebon. Kemudian diikuti 19,42 persen dari Karawang dan 26,06 persen dari sentra-sentra di Jawa Tengah. Sisanya, berasal dari Bandung, sentra-sentra Jawa Timur dan Banten, serta luar Jawa. Dari total pasokan beras di PIBC, 69,12 persen dipasok untuk kawasan Jakarta. 

"Stok di PIBC menjadi indikator perbesaran di Indonesia. Normalnya hanya 25 ribu berarti stok ini dua kali lipat," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement