Rabu 04 Sep 2019 00:47 WIB

Kementan dan Korem Lampung Genjot Percepatan Tanam Padi

Kementan telah banyak menyalurkan bantuan benih padi dan jagung untuk Lampung.

Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi, Koordinasi dan Pelaporan kegiatan Program Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS Pajale) di Lampung, Senin (2/9).
Foto: kementan
Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi, Koordinasi dan Pelaporan kegiatan Program Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS Pajale) di Lampung, Senin (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Korem 043/Garuda Hitam Lampung terus berupaya meningkatkan luas tambah tanam padi di bulan Agustus dan September 2019. Evaluasi angka luas tanam merupakan salah satu upaya untuk menggenjot percepatan tanam, sehingga mitigasi kekeringan di lokasi-lokasi sentra produksi dapat dilakukan secepatnya.

“Tidak hanya evaluasi angka luas tanam, kegiatan tersebut juga untuk meningkatkan kualitas pelaporan data Luas Tambah Tanam (LTT, red) dari petugas pengolah data di Kabupaten dan Kota se Provinsi Lampung,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi saat Rapat Koordinasi (Rakor) Evaluasi, Koordinasi dan Pelaporan kegiatan Program Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS Pajale) di Lampung, Senin (2/9).

Baca Juga

Pada tahun 2019 ini Kementan telah banyak menyalurkan bantuan benih padi dan jagung untuk Provinsi Lampung. Suwandi menyoroti pelaksanaan kegiatan bantuan benih padi dan jagung karena masih banyak yang belum tertanam atau ada juga yang sudah tertanam tetapi belum dilaporkan dalam kegiatan UPSUS.

“Untuk itu, saya mengharapkan benih yang sudah di kelompok tani segera di tanam untuk menambah luas tambah tanam bulan September 2019. Segera tanam bagi yang benihnya sudah tersalur, jangan sampai ada lahan nganggur setelah panen,” kata dia.

photo
Menanam padi (ilustrasi).

Suwandi menekankan untuk perlunya meningkatkan akurasi dan kecepatan serta kualitas pelaporan data luas tambah tanam oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Kementan sejak Januari 2019 sudah membuat aplikasi, namanya Penguatan Data Pangan Strategis (PDPS), sementara itu untuk peningkatan kualitas data, diperkenalkan aplikasi Collector for ArcGIS.

“Tinggal manfaatkan fasilitas handphone android, langkahnya mudah, dan hasilnya pencatatan data standing crop akan lebih akurat dan valid,” sebutnya.

Kasrem 043/Garuda Hitam Lampung, Letkol Mulyadi menegaskan dukungannya dalam percepatan tanam padi di musim kemarau ini. Menurutnya, TNI tetap konsisten tulus dan ikhlas mengawal upaya Kementan selama ini dalam meningkatkan produksi pangan secara berkelanjutan, kaena ini menyangkut kemandirian pangan demi masa depan bangsa dan keselamatan rakyat.

“Kami mengapresiasi pada awal tahun 2016 Kementan telah memberi bantuan alsintan untuk mengoptimalkan Brigade Alsintan. Saya rasa ini menjadi sarana kontak yang sangat baik bagi Kodim membantu petani mengolah tanah,” kata dia.

Direktur Perbenihan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan selaku Pj UPSUS Provinsi Lampung, Takdir Mulyadi menyebutkan target luas tanam padi bulan September di Lampung seluas 91 ribu hektare, jagung seluas 34.500 hektare dan kedelai seluas 6.945 hektare. Untuk itu,ia mengharapkan kepada seluruh Kepala Dinas Kabupaten/Kota untuk terus memacu percepatan luas tambah tanam.

“Kami di sini berkomitmen untuk terus membangun koordinasi yang baik antara pusat, provinsi dan kabupaten untuk mencapai target bulan September ini,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Lampung, Chrisna menuturkan dalam pelaksanaan percepatan tanam di bulan September 2019, semua pihak terkait agar saling bersinergi untuk mengawal pelaksanaan UPSUS Pajale. Menurutnya, percepatan tanam bulan September dapat segera dilaksanakan untuk daerah-daerah yang terjamin airnya, sehingga pada minggu kedua sudah selesai tanam.

Terkait dukungan jaminan asuransi pertanian, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Lampung menjelaskan dalam kondisi kemarau panjang seperti sekarang ini memang sangat rawan dengan kekeringan yang berakibat puso, sehingga jaminan asuransi pertanian sangat diperlukan petani. Namun demikian, masih terdapat kendala yaitu keterbatasan petugas lapang dari PT. Jasindo.

“Kami berharap petugas Jasindo dapat bekerjasama dengan petugas lapang pertanian untuk mengatasi permasalahan kurangnya SDM. Pada prinsipnya, asuransi Jasindo bukan asuransi yang susah dan sulit. Hanya saja menurut informasi para petugas lapang, proses dan operasionalnya yang belum sesuai harapan petani,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement