Sabtu 24 Aug 2019 17:17 WIB

Stok Jagung Bulog Masih 19.500 Ton

Kebutuhan jagung baik untuk petani maupun peternah masih bisa disuplai dari Bulog.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Petani mengumpulkan hasil panen jagung yang sudah dikeringkan di Desa Handap Herang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (2/8).
Foto: ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Petani mengumpulkan hasil panen jagung yang sudah dikeringkan di Desa Handap Herang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (2/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan stok jagung nasional yang dimiliki di gudangnya saat ini berjumlah 19.500 ton. Angka tersebut dinilai mampu mengamankan kebutuhan pasokan hingga beberapa bulan ke depan.

Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal menyatakan, stok jagung di Bulog mendekati 20 ribu ton. Maka untuk kebutuhan jagung nasional dalam waktu dekat masih bisa dipenuhi dari pasokan yang tersedia.

Baca Juga

“Stoknya ada, lumayan. 19.500 ton, ya mendekati 20 ribu ton lah,” ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (23/8).

Dia menambahkan, kebutuhan jagung baik untuk petani maupun peternak masih bisa disuplai dari gudang Bulog. Seperti diketahui, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berencana membuka impor jagung guna mengantisipasi kenaikan harga dan penurunan produksi akibat kemarau.

Enggar juga berpendapat bahwa selama ini peternak lokal kerap mengeluhkan harga jagung pakan yang tinggi. Tingginya harga jagung pakan ternak itu juga menjadi kontribusi terbesar yang menyebabkan harga ayam nasional tinggi.

Terkait rencana impor yang dilontarkan, Awaludin menyampaikan, Bulog sebagai perusahaan negara yang bertugas sebagai buffer stock pangan utama siap menerima penugasan. Dia mencontohkan, apabila penugasan impor jagung diserahkan maka hal itu akan ditindaklanjuti, begitupun sebaliknya.

“Kalau ada penugasan, ya pasti kami siap. Tapi kalau enggak ada (penugasan), kami enggak bisa (impor),” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement