Sabtu 17 Aug 2019 14:27 WIB

Ini Strategi Kementan Stabilkan Produksi Cabai

Seluruh kawasan cabai terutama yang memasok kebutuhan Jabodetabek telah diinventaris.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Gita Amanda
Cabai (ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Cabai (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya melakukan perbaikan produksi hingga pascapanen cabai berlangsung. Kementan menjamin seluruh kawasan cabai terutama yang memasok kebutuhan Jabodetabek telah diinventarisir potensi produksinya.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyampaikan bahwa lahan tanaman cabai memang banyak yang terdampak kekeringan. Sehingga hal itu dinilai berpengaruh terhadap produksi. Jatuhnya produksi juga dipengaruhi faktor lainnya yang merupakan imbas dari jatuhnya harga cabai beberapa waktu lalu, yakni membuat jumlah pertanaman berkurang sebab petani kurang antusias menanam.

Baca Juga

"Kami sudah melakukan serangkaian upaya taktis, strategis dan komprehensif. Misalnya kami mengoptimalkan bantuan sarana pengairan, memaksimalkan panen, pengawalan sentra produksi, hingga konsolidasi dengan petugas dinas pertanian dan petani di sentra utama," ujar Prihasto dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (17/8).

Menanggapi menurunnya produksi cabai nasional, pihaknya menjamin bakal memacu pengembangan cabai varietas lokal yang tahan terhadap berbagai cuaca dan gangguan OPT. Adapun produksi cabai varietas lokal, kata dia, bakal ditingkatkan karena terbukti adaptif terhadap kemarau jika dibandingkan jenis hibrida.

"Bahkan cabai lokal di Leces ada yang bertahan panen sampai 25 kali. Petani setempat menyebutnya Cabai Patalan," ujarnya.

Untuk mendorong hal tersebut pihaknya akan mendorong benih-benih lokal untuk segera disertifikasi dan dikomersialkan sebagai benih unggul bermutu. Dia meminta kepda Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Timur untuk mengawal hal itu selama proses berlangsung. Di tempat yang sama, Direktur Perbenihan Hortikultura, Sukarman, mengaku siap memberikan bantuan benih unggul guna menjaga stabilitas produksi cabai di musim kemarau.

"Untuk jangka pendek kita berikan benih unggul hibrida untuk ditanam sebagai percontohan. Kita berikan petani benih yang produksinya tidak kalah dengan cabai lokal. Benih cabai harus bebas dari penyakit biar hasil panennya maksimal. Benih cabai yang dihasilkan dari pertanaman bisa berpontensi terinfeksi penyakit atau dikenal dengan seed born desease jelas Sukarman," ujarnya.

Anggota Kelompok Tani Talang Sari Dua Misbahul Munir yang juga penerima program PUPM dari Kementan, mengaku selama ini lebih memilih cabai rawit lokal yang dikenal dengan patalan.

"Saya bersama anggota kelompok menyatakan kesiapan melaksanakan percontohan lahan multi varietas cabai unggulan bermutu dengan harapan nantinya akan meningkatkan produktivitas hasil panen cabainya," ujar Mishabul.

Berdasarkan data Dinas Pertanian setempat, saat ini terdapat 1.682 hektare areal cabai rawit se-kabupaten Probolinggo yang diperkirakan akan mulai panen di awal oktober nanti. Selama ini hasil panen cabai dari Kabupaten Probolinggo banyak memasok pasar pasar Jawa Timur hingga Kalimantan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement