Jumat 16 Aug 2019 15:26 WIB

Jokowi Sampaikan Asumsi Ekonomi Makro 2020

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 ditargetkan 5,3 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri sidang Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (kiri) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri sidang Paripurna DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan asumsi ekonomi makro pada 2020 di hadapan Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat  (DPR), Jumat (16/8). Asumsi tersebut mencakup pertumbuhan ekonomi dan inflasi, nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP), target lifting minyak dan gas bumi. 

Dalam asumsi makro tersebut, Jokowi menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 ditargetkan berada pada tingkat 5,3 persen. Konsumsi dan investasi diharapkan dapat menjadi dua motor penggerak utamanya. "Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat," ujarnya. 

Baca Juga

Asumsi makro kedua, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.400 per dolar AS di tengah kondisi eksternal yang masih dibayangi oleh ketidakpastian. Nilai ini lebih rendah dibanding dengan asumsi yang tertulis pada APBN 2019, yakni Rp 15.000 per dolar AS. 

Meski ekonomi global menunjukkan perlambatan, pemerintah tetap optimistis investasi terus mengalir ke dalam negeri. Sebab, persepsi positif atas Indonesia masih didapatkan dari negara lain dan terjadi perbaikan iklim investasi.

"Dengan demikian, suku bunga SPN (Surat Perbendaharaan Negara) tiga bulan diperkirakan berada di tingkat 5,4 persen," tutur Jokowi. 

Asumsi makro berikutnya, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan berada di kisaran 65 dolar AS per barel. Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan nominal di APBN 2019, yaitu 70 dolar AS. Dengan sensitivitas yang tinggi terhadap berbagai dinamika global, Jokowi memastikan, pemerintah terus memantau pergerakan harga minyak dan komoditas global.

Asumsi selanjutnya, target lifting minyak dan gas bumi di tahun 2020 diasumsikan masing-masing sebesar 734 ribu barel dan 1,19 juta barel setara minyak per hari. Asumsi ini berdasarkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, termasuk minyak dan gas bumi.

"Seluruh gambaran perkiraan indikator ekonomi makro di atas menjadi dasar dalam penyusunan RAPBN tahun 2020," ujar Jokowi. 

Sementara itu, Jokowi menyampaikan, Indonesia patut bersyukur bahwa pembangunan ekonomi selama lima tahun belakangan menunjukkan capaian menggembirakan di tengah gejolak perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren meningkat dari 4,88 persen pada 2015 menjadi 5,17 persen di tahun 2018. Terakhir, semester pertama ini mencapai 5,06 persen.

Angka pengangguran pun menurun dari 5,81 persen pada Februari 2015, menjadi 5,01 persen pada Februari 2019. Penduduk miskin terus menurun dari 11,22 persen pada Maret 2015, menjadi 9,41 persen pada Maret 2019.

"Ini terendah dalam sejarah NKRI," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement