REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sunindo Adipersada menyebut Kementerian Perindustrian akan memberikan program pendampingan terkait implementasi industri 4.0. Sunindo juga mengklaim perusahaan menjadi pilot project Kemenperin untuk industri mainan.
CEO PT Sunindo Adipersada Iwan Tjen mengatakan, Kementerian Perindustrian, Kamis (15/8) telah meninjau langsung ke pabrik mainan Sunindo yang berlokasi di Cileungsi, Jawa Barat. Kemenperin juga akan memberikan masukan, jika ada kekurangan maka akan diberikan proses pendampingan menuju industri 4.0.
Iwan menyatakan perkembangan teknologi semakin pesat dalam industri. Akan tetapi pihaknya melihat khusus untuk pembuatan boneka, perkembangan teknologinya tidak sepesat industri lain misalnya garmen. "Banyak inovasi teknologi garmen yang tercipta seiring dengan perkembangan fashion masyarakat," tutur dia berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (15/8)
Lebih lanjut ia mengatakan, industri boneka dalam hal inovasinya berkembang pesat, tapi tidak didukung dengan inovasi teknologi, sehingga butuh skill tinggi untuk membuat boneka kekinian, yang memiliki kerumitan yang cukup banyak, karena masih menggunakan mesin yang lama.
PT. Sunindo Adipersada adalah salah satu perusahaan boneka terbesar di Indonesia yang mampu memenuhi kebutuhan pasar boneka Internasional. Juga sebagai perusahaan yang mampu memenuhi standar kualitas boneka dunia dan salah satu perusahaan yang selalu menggunakan material yang lolos uji Standar Nasional Indonesia (SNI), ICTI, ASTM, EN 71 dan standar2 lainnya sehingga sangat aman dimainkan oleh anak-anak.
Dari penilaian tersebut, PT. Sunindo Adipersada dianggap pantas menjadi pilot project untuk Industri 4.0. Industri 4.0 merupakan program pemerintah untuk membawa industri manufaktur Indonesia bisa berdaya saing baik di dalam dan luar negeri.
"Produk kami sudah diuji kualitasnya dan sangat laris di pasar ekspor baik di Amerika dan Australia yang menjadi market terbesar kami dan juga Eropa, Timur Tengah serta Asia. Industri mainan merupakan salah satu industri prioritas dan sudah menyerap lapangan kerja, kami termasuk perusahaan mainan yang juga sudah berkontribusi terhadap ekonomi nasional," ujar Iwan.
Secara market, industri mainan dunia terus tumbuh dari 2007 hingga 2017, pasar mainan dunia sudah mencapai angka 89 miliar dolar AS dan diprediksi naik lagi menjadi 99 miliar dolar AS pada 2022.
Indonesia termasuk salah satu pasar mainan terbesar di dunia dengan nilai ekspor sudah mencapai 300 juta dolar AS pada 2017. "Saya berharap dan juga mendukung program pendampingan ini untuk dikembangkan lebih luas lagi dan bisa dirasakan oleh banyak perusahaan industri lainnya di Indonesia," pungkasnya.