Rabu 14 Aug 2019 21:44 WIB

Pertamina Targetkan Kapasitas PLTP 1.112 MW pada 2026

Pertamina menargetkan penambangan energi ramah lingkungan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
 PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Ulubelu.
Foto: Pertamina
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Ulubelu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) mencapai 1.112 MW pada 2026. Target tersebut menjadi komitmen Pertamina dalam pengembangan energi ramah lingkungan (green energy), termasuk panas bumi di Indonesia. 

 

Baca Juga

Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan H Samsu dan Direktur Utama PGE Ali Mundakir menjelaskan komitmen dan pengembangan terbaru panas bumi  Pertamina kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla saat mengunjungi booth pameran PGE usai membuka ajang Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2019 di Jakarta, pada Selasa (13/8).

 

"Saat ini, Pertamina melalui PGE akan terus berkomitmen dalam pengembangan panas bumi dan menambah kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia dalam rangka pelaksanaan program bauran energi pemerintah sesuai Kebijakan Energi Nasional," ujar Ali.

 

Menurut Ali, pada 9 Agustus 2019, PGE melakukan first synchronize PLTP Lumut Balai Unit 1 Sumsel dengan kapasitas 55 MW. "Kami menargetkan pada akhir Agustus ini Lumut Balai 1 bisa beroperasi komersial," kata Ali.

 

Ali menjelaskan, PGE mengelola 14 wilayah kerja panas bumi yang beberapa di antaranya dikelola dan dioperasikan sendiri serta lainnya melalui skema joint operation contract (JOC) dengan perusahaan lain. Saat ini, lanjut Ali, PGE sudah mengoperasikan sendiri lima area panas bumi dengan total kapasitas terpasang 617 MW.

Area panas bumi ini terdiri atas Kamojang 235 MW di Jawa Barat, Ulubelu 220 MW di Lampung, Lahendong 120 MW di Sulawesi Utara, Karaha 30 MW di Jawa Barat, dan Sibayak 12 MW di Sumatra Utara.

 

PGE juga sedang mengembangkan panas bumi di Proyek Hululais, Bengkulu; Proyek Sungai Penuh, Jambi; dan PLTP unit 2 di Proyek Lumut Balai, Sumsel, serta tiga inisiasi eksplorasi di Proyek Seulawah, Aceh; Proyek Gunung Lawu, Jawa Tengah; dan Proyek Bukit Daun, Bengkulu.

 

"Kami menargetkan pada 2026 total kapasitas terpasang PGE bisa meningkat menjadi 1.112 MW," ucap Ali.

 

Ali menambahkan, dengan pembangkitan listrik panas bumi oleh PGE sebesar 617 MW, maka berpotensi menurunkan emisi sebesar 3,2 juta ton CO2 per tahun dan penghematan cadangan devisa migas 29 MBOEPD.

 

Sementara itu, dalam pemaparannya di depan peserta IIGCE, pada Rabu (14/8), Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menyampaikan pengembangan panas bumi menjadi salah satu dasar aspirasi Pertamina dalam kerangka pengembangan green energy.

 

"Dengan kontribusi Pertamina dalam kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia sebesar 96 persen, yang 32 persen dikelola dan dilakukan sendiri Pertamina, serta 64 persen melalui skema JOC, maka panas bumi akan selalu menjadi salah satu fokus Pertamina dalam pengembangan green energy ke depannya," ujar Dharmawan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement