Rabu 14 Aug 2019 19:52 WIB

Indonesia dan Timor Leste Kampanyekan Ekosistem ISLME

Perairan ISLME memiliki megadiversity tidak ada bandingannya di dunia.

Warga membuang sampah rumah tangga ke laut perairan Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Selasa (30/5). Meski dilarang, warga pesisir tetap saja membuang sampah ke laut sehingga mencemari laut dan ekosistem laut.
Foto: Rahmad/Antara
Warga membuang sampah rumah tangga ke laut perairan Lhokseumawe, Provinsi Aceh, Selasa (30/5). Meski dilarang, warga pesisir tetap saja membuang sampah ke laut sehingga mencemari laut dan ekosistem laut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia dan Timor Leste menyepakati strategi komunikasi yang efektif untuk mengkampanyekan pentingnya kawasan ekosistem perairan Indonesia bagi dunia. Kesepakatan ini didukung Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) dan Global Environment Fund (GEF) .

Kerjasama kedua negara dibingkai dalam proyek Enabling Transboundary Cooperation for Sustainable Management of the Indonesian Seas. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Zulficar Mochtar mengatakan nilai strategis lain dari kawasan ISLME adalah adanya inisiatif manajemen regional, yaitu Coral Triangle Initiative (CTI) dan Indian Ocean Tuna Commission (IOTC).

Perairan Ekosistem Laut Besar Indonesia (Indonesia Sea Large Marine Ecosystem/ISLME) yang dihuni lebih dari 185 juta orang memiliki megadiversity tidak ada bandingannya di dunia. Namun kekayaan ini terancam punah oleh over esksplotasi dan perubahan iklim.

"Keberhasilan pengelolaan di kawasan ini tidak hanya akan menjadi cerminan dari keberhasilan pengelolaan ekosistem laut besar Indonesia, tetapi juga kawasan dan juga cerminan pengelolaan ekosistem laut besar di dunia,” ungkap dia.

ISLME merupakan salah satu dari 66 Large Perairan Laut Besar (LME) di dunia dan berada di nomor 38 dengan 98 persen kawasan berada dalam wilayah perairan Indonesia, dan 2 persen merupakan teritori Timor-Leste. Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) yang masuk dalam ISLME yaitu WPPNRI yang tersebar di pesisir pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara. Sedangkan di Timor-Leste, Atapupu menjadi titik cross border yang berbatasan dengan Batugade di propinsi Nusa Tenggara Timur.

 

Direktur Jenderal untuk Perikanan dari Kementriaan Pertanian dan Perikanan Timor-Leste Acacio Guterresmengatakan proyek ini memperat kerjasama regional. Menurutnya, sangat penting untuk berbagi informasi dan menangani isu perbatasan dan isu lainnya yang berhubungan dengan ekosistem di wilayah ISLME.

"Proyek ISLME telah membantu Timor-Leste untuk stock assessment sebagai sebuah bentuk kolaborasi,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement