Jumat 09 Aug 2019 19:25 WIB

Potensi Ekonomi Kurban 2019 Diperkirakan Capai Rp 28,4 T

Potensi tersebut berasal dari pekurban yang diprediksi menembus 3,5 juta orang.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menjual hewan kurban dengan memanfaatkan trotoar Jl KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (9/8).
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang menjual hewan kurban dengan memanfaatkan trotoar Jl KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta, Jumat (9/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Islamic and Development Studies (Ideas) memproyeksikan, potensi ekonomi kurban Indonesia pada tahun ini mencapai Rp 28,4 triliun atau setara 181 ribu ton daging. Jumlah itu berasal dari pekurban yang diprediksi menembus 3,5 juta.

"Potensi tersebut datang dari perkiraan jumlah penduduk Muslim 232,1 juta orang, sebanyak 49,4 juta di antaranya kami perkirakan kelas menengah atas dengan pengeluaran per kapita di atas Rp 1,5 juta per bulan," jelas Direktur Ideas Yusuf Wibisono di Jakarta, Jumat, (9/8).

Baca Juga

Ia melanjutkan, dari 12,7 juta keluarga Muslim sejahtera itu, diasumsikan tingkat ketaatannya 27,5 persen, sehingga kami perkirakan 3,5 juta keluarga setidaknya melaksanakan ibadah kurban.

Fakta di atas, kata dia, menunjukkan potensi ekonomi kurban tidak bisa dianggap kecil. Maka perlu dikelola dengan baik agar bisa menyejahterakan seluruh masyarakat yang membutuhkan.

Yusuf mengatakan, sepanjang 2018, Indonesia mengimpor 207 ribu ton daging sapi senilai 708 juta dolar AS atau sekitar Rp 10,1 triliun. "Jadi jika potensi kurban dapat tergali dan terkelola secara baik, bahkan dikembangkan optimal, Indonesia seharusnya mampu berswasembada daging," ujarnya.

Sayangnya, distribusi potensi kurban Indonesia masih tidak merata. Hal itu karena ada kesenjangan pendapatan antarwilayah di Tanah Air.

Peneliti Ideas Fajri Azhari menambahkan, lebarnya kesenjangan terjadi antara daerah perkotaan berpenduduk sekitar 149,5 juta dan daerah pedesaan dengan jumlah penduduk sekitar 117,4 juta jiwa. "Potensi kurban terbesar umumnya datang dari daerah perkotaan, mayoritas kelas menengah Muslim berdaya beli tinggi berada," kata dia.

Dari 132,3 juta Muslim perkotaan, diperkirakan 40,6 juta di antaranya kelas menengah atas. Maka dari 10,5 juta keluarga Muslim kota sejahtera, kemungkinan 2,9 jutanya akan berkurban 2,06 juta kambing dan 843 ribu sapi.

"Sedangkan dari 99,7 juta Muslim pedesaan, kami perkirakan hanya sembilan juta jiwa yang kelas menengah atas. Dari 2,3 juta keluarga Muslim desa sejahtera, kami perkirakan sebanyak 634 ribu di antaranya berkurban 450 ribu kambing dan 184 ribu sapi," jelas Fajri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement