Kamis 08 Aug 2019 15:30 WIB

Mandiri Syariah Bukukan Pertumbuhan Laba 111 Persen

Perluasan fitur digital berdampak pada peningkatan pendapatan berbasis biaya.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolanda
Seorang pegawai Bank Mandiri Syariah melayani nasabahnya saat melakukan penukaran uang Saudi Arabian Riyal (SAR) di Bank Mandiri Syariah Jakarta, Kamis (27/6).
Foto: Darmawan / Republika
Seorang pegawai Bank Mandiri Syariah melayani nasabahnya saat melakukan penukaran uang Saudi Arabian Riyal (SAR) di Bank Mandiri Syariah Jakarta, Kamis (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aset Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) per akhir Juni 2019 menembus angka lebih dari Rp 100 triliun. Angka ini merupakan pencapaian tertinggi bank syariah di Indonesia. 

Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari mengatakan peningkatan aset didorong kinerja bank yang semakin baik per kuartal II 2019. Kinerja membaik terlihat dari laba bersih yang dibukukan Mandiri Syariah per kuartal II 2019 yang mencapai Rp 551 miliar, naik 111,08 persen dibandingkan Rp 261 Miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

"Laba tersebut diperoleh dari naiknya pendapatan bank disamping peningkatan efisiensi dan penjagaan kualitas pembiayaan," katanya dalam siaran pers, Kamis (8/8).

Toni menjelaskan dalam dua tahun terakhir Mandiri Syariah fokus pada pengembangan digital banking terutama perluasan fitur layanan Mandiri Syariah Mobile. Aplikasi Mandiri Syariah Mobile didesain bukan sekadar layanan perbankan tapi juga memenuhi kebutuhan ibadah umat Islam seperti waktu shalat, lokasi masjid terdekat, arah kiblat serta fitur pembayaran zakat, sedekah dan wakaf.

Perluasan fitur digital berdampak pada peningkatan pendapatan berbasis biaya (Fee Based Income) yang naik 26,20 persen semula Rp 514 miliar per kuartal II 2018 menjadi Rp 649 miliar kuartal II 2019. Peningkatan FBI tersebut didorong meningkatnya transaksi di e-channel termasuk melalui Mandiri Syariah Mobile. 

Mandiri Syariah terus meningkatkan fitur biller, payment, serta menjalin kolaborasi dengan e-commerce untuk memudahkan nasabah bertransaksi melalui Mandiri Syariah Mobile. Per kuartal II 2019 Mandiri Syariah berhasil mencapai total pendapatan bersih bank sebesar Rp 3,25 triliun naik dari Rp 2,87 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun Pembiayaan yang tumbuh 14,58 persen menjadi penyebab meningkatnya pendapatan margin dan bagi hasil bank. Per kuartal II 2018 Pembiayaan yang disalurkan Rp 62,37 triliun naik menjadi Rp 71,47 triliun per kuartal II 2019.

Pembiayaan segmen konsumer mencatatkan pertumbuhan tertinggi dengan angka kenaikan 26,12 persen (yoy) menjadi Rp 30,01 triliun. Saat ini Mandiri Syariah tengah gencar mensosialisasikan produk pembiayaan kepemilikan rumah (Griya Berkah), mobil (Kendaraan Berkah), Cicil Emas, Gadai Emas dan juga pembiayaan untuk usaha, pegawai dan pensiun. 

Pertumbuhan Pembiayaan juga disertai perbaikan kualitas yang tercermin dari NPF Nett yang turun menjadi 1,21 persen dari semula 2,75 persen. Sementara, NPF Gross turun dari 3,97 persen menjadi 2,89 persen.

Lebih lanjut, Direktur Finance, Strategy and Treasury Mandiri Syariah Ade Cahyo Nugroho, mengungkap pertumbuhan aset Mandiri Syariah dipengaruhi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) khususnya Tabungan. Produk tabungan secara konsisten tumbuh sebesar 14,45 persen secara yoy menjadi sebesar Rp 36,33 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement