Sabtu 27 Jul 2019 18:28 WIB

Kementan Mitigasi Dampak Kekeringan

Beberapa wilayah dilakukan percepatan penanaman padi gogo.

Red: EH Ismail
Ilustrasi petani yang mengalami kekeringan
Foto: Humas Kementan
Ilustrasi petani yang mengalami kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim kemarau tahun ini diprediksi akan mencapai puncaknya pada Agustus hingga September 2019. Sejumlah daerah diperkirakan mengalami musim kemarau panjang, misalnya 21 hari tanpa hujan. Dengan demikian, sejumlah wilayah memasuki status waspada kekeringan.

Direktur Perlindungan Tanaman Direktorat Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian Edy Purnawan mengatakan, saat ini Kementan sedang menggencarkan mitigasi bencana untuk mengantisipasi dampak kekeringan. Salah satu caranya ialah dengan penanaman padi gogo. 

Padi gogo ditanam di lokasi kekeringan yang memungkinkan masih ditanami. Beberapa wilayah dilakukan percepatan penanaman padi gogo. "Saat ini kami sedang bergerak turun ke lapangan untuk percepatan padi gogo sawah, terutama di wilayah Pantura," jelas Edy.

Pihaknya juga memanfatkan rawa tengahan atau rawa dalam yang mengering dan airnya menjadi dangkal untuk ditanami padi. Selain itu, kementerian telah mendistribusikan 52 ribu unit pompa air di lokasi kekeringan untuk memastikan adanya irigasi atau saluran air. 

Upaya lainnya, Kementan telah mendirikan posko kekeringan di sejumlah kabupaten terdampak. Kepala Dinas Pertanian dan Balai Proteksi di beberapa wilayah telah dibentuk, dan posko ini nantinya akan menjadi pusat data dan informasi serta komando upaya penanganan kekeringan, serta berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Dinas Pengairan/Perusahaan Jasa Tirta II serta Kodim. 

photo
Petani memilah bulir padi yang masih bisa dipanen di area persawahan Pattallassang yang terdampak kekeringan, Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (22/7/2019).

Untuk pengamanan standing crops pertanaman menghadapi musim kemarau dan penambahan luas tanam padi, Ditjen Tanaman Pangan Kementan bersama Kodim/Korem, PJT 2, Dinas Pertanian Kabupaten, melakukan gerakan Tanam Padi Gogo Sawah di wilayah Pantura mulai Bekasi, Kerawang, Subang, Indramayu, Cirebon. 

"Penggunaan benih tahan kekeringan kita dorong digunakan. Penholahan tanah lahan cukup diairi tanpa dilumpuri, dan benih langsung disebar saja," ujar Edy. 

Edy menambahkan saat ini Kementan melakukan gerakan tanam melibatkan seluruh stakeholder baik petani, petugas penyuluh, mantri tani, petugas dinas dan TNI dengan mengoptimalkan mobilisasi alsintan, memberikan bantuan benih yang ditanam dengan cara sebar, serta bantuan solar untuk  mobilisasi pompanisasi. 

Kementerian Pertanian mencatat luas terkena kekeringan periode Januari-Juni 2019 seluas 155.439 ha, dengan angka puso seluas 20.050 ha. Sebenarnya luas puso ini masih lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya seluas 26.263, dan rata-rata selama 5 tahun terakhir seluas 28.7187 ha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement