Ahad 28 Jul 2019 01:00 WIB

Lebih Baik Tagihan Diingatkan Aplikasi Dibanding Ditelepon

Layanan My Home Credit Indonesia sangat memudahkan konsumen.

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Dwi Murdaningsih
Aplikasi My Home Credit Indonesia.
Foto: republika/erik purnama putra
Aplikasi My Home Credit Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, Yudha menunjukkan ponsel yang baru dibelinya di Giant Bekasi secara kredit pada Juni 2019, yang memuat aplikasi Home Credit Indonesia. Jarinya memencet beragam fitur My Home Credit yang sudah tertanam di ponsel barunya tersebut.

Fitur pengingat (reminder) tagihan bulanan diutak-atiknya. Yudha ingin menyeting dua hari sebelum jatuh tempo pembayaran setiap tanggal 29, agar muncul notifikasi di ponselnya hingga ia ingat untuk melunasi tagihan tepat waktu. Khusus Februari 2019, menurut dia, di aplikasi jatuh tempo tertulis tanggal 27 lantaran bulan itu hanya sampai tanggal 29.

"Semuanya ada di aplikasi sini. Selain tagihan, ada juga reminder, asuransi, hingga pilihan pembayaran, bisa pakai ATM, Tokopedia, Bukalapak, hingga GoBills, macam-macam dah pokoknya" kata Yudha menunjukkan kepraktisan aplikasi tersebut kepada Republika.co.id di Jakarta, kemarin.

Sejak membeli Samsung Galaxy A70 yang terbilang canggih, Yudha kini tidak lagi kepikiran terus tentang cicilan 12 bulan yang harus dilunasinya. Sebab, keberadaan aplikasi yang diunduhnya dari Google Play Store ini membuat semuanya menjadi lebih praktis.

"Mau tanggal berapa diseting alarm, dua hari atau lima hari biar kita ingat. Jadi ini sangat membantu. Memang kadang masih ditelepon juga buat ingat jatuh tempo tagihannya. Tapi bagi gue, mending diingetin sama aplikasi daripada ditelepon untuk ditagih-tagih," kata Yudha sembari tertawa.

Sebelumnya saat diverifikasi petugas kala membeli ponsel seharga Rp 5,8 juta dengan uang muka Rp 1,9 juta di Giant Bekasi, Yudha mengaku, hanya diminta menyerahkan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK). Petugas langsung mencetak dua dokumen tersebut untuk pendataan dan penandatanganan persetujuan kredit. Kemudian, Yudha juga difoto wajahnya untuk diverifikasi, sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi.

"Sejak mengobrol, diproses, dan dibuatkan simulasi cicilan,  tidak sampai 30 menit prosesnya, handphone sudah bisa saya pulang. Sangat cepat, tidak ada lagi ngisi-ngisi berkas," kata warga Summarecon, Bekasi ini.

photo
Aplikasi My Home Credit Indonesia.

Menurut dia, terobosan layanan dalam sekali genggaman yang disediakan Home Credit Indonesia, sangat memudahkan konsumen. Yudha menuturkan, adanya aplikasi juga membuat seolah pelanggan sepertinya lebih dihormati. Sebab, dengan sekali klik di ponsel maka semua data tagihan bulanan akan muncul seketika.

Gara-gara layanan terkini itu pula, ia merasa terpacu untuk menjaga kepercayaan dengan patuh untuk membayar tepat waktu. "Ini sudah digital banget. Kalau kita tepat waktu bayar bisa lewat aplikasi, bisa berhak gratis dua kali cicilan, jadi hanya bayar 10 bulan," kata Yudha.

Dia pun mengenang memori pada medio Desember 2017, saat pertama kali menjajal layanan Home Credit Indonesia. Kala itu, ia iseng-iseng berkeliling mal Pejaten Village untuk cuci mata. Yudha sebenarnya tidak ada niat untuk membeli barang apa pun. Kemudian, langkahnya terhenti di depan gerai Point 2000, yang menjual beraneka handphone.

Yudha pun didekati petugas, yang mempersilakannya untuk melihat berbagai keunggulan ponsel keluaran terbaru. Tidak hanya itu, ia juga diberi informasi oleh petugas tentang fasilitas peminjaman pembelian ponsel dengan cara mencicil selama 12 bulan dengan uang muka sekitar Rp 300 ribuan hingga Rp 400 ribuan. Mendapat tawaran itu, pikiran Yudha berubah dan tiba-tiba saja tertarik untuk ganti ponsel.

Sebagai gamer, ia mengaku, mencari spesifikasi ponsel dengan harga terjangkau, namun memiliki daya tahan tinggi dan baterainya tidak cepat habiss. Karena ponsel yang dibeli Yudha bukan untuk keperluan pekerjaan, melainkan digunakan menyalurkan hobi bermain gim.

Akhirnya setelah keduanya berdiskusi, pilihan dijatuhkan kepada Infinix Mobile seharga Rp 3 jutaan. Kemudian, Yudha diminta mengisi formulir dan kebetulan ia dapat memenuhi persyaratan administrasi untuk pengajuan kredit, yaitu KTP dan KK yang tersimpan di akun Google Drive.

"Saya tanya syaratnya apa saja? Untung file KTP dan KK ada, dan difoto kopi petugas. Setelah diberi hitungan simulasi dan membayar DP, handphonenya saya bawa pulang," kata Yudha.

Ketika masa jatuh tempo akan tiba, Yudha sempat menelepon call center untuk menanyakan nomor tagihan dan cara pembayaran bulanan. Dia mengaku, lupa dengan penjelasan petugas saat membeli ponsel, lantaran disampaikan secara verbal.

Dalam perjalanannya, ia selalu tepat waktu membayar cicilan. Yudha yang seharusnya membayar selama 12 bulan, akhirnya diberi diskon dua bulan dibebaskan membayar cicilan, karena memiliki riwayat patuh dengan kenentuan. "Jadi karena saya dianggap memiliki rekam jejak bagus, makanya saya bisa dipotong dua bulan tak bayar cicilan. Ini surprise lho bagi pelanggan."

Dari dua pengalaman itu, Yudha bisa menyimpulkan ada perbedaan cukup signifikan dalam perjalanan pembiayaan yang dilakukan Home Credit Indonesia. Jika pada 2017, prosesnya masih berlangsung secara manual dan pencatatan dilakukan dengan kertas, sambung dia, pada tahun ini, ada My Home Credit menggantikan itu semua dan membuat konsumen dilayani lebih cepat.

Dia menilai, hadirnya aplikasi solusi membuat konsumen menjadi tidak ribet, dan dimudahkan dalam menunaikan kewajibannya untuk melunasi tanggungan. "Jadi sistem cicilannya sekarang lebih mudah dipahami, karena saya bisa pantau dari handphone. Gue mau kembali patuh bayar seperti cicilan pertama dulu, biar yang kedua ini hanya perlu bayar 10 bulan saja," kata Yudha.

Pantaun Republika.co.id, hingga akhir Juli 2019, aplikasi buatan perusahaan asal Republik Ceska yang diluncurkan di Jakarta pada 9 Agustus 2017, tersebut sudah diunggah lebih lima juta pengguna. Ada 148 ribu ulasan dan meraih nilai 4,3 dari maksimal lima bintang.

CEO Home Credit Indonesia, Jaroslav Gaisler mengatakan, peluncuran aplikasi May Home Credit Indonesia merupakan kelanjutan dari komitmen perusahaannya dalam mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan inklusi keuangan dan inovasi teknologi finansial (fintech).

Dengan adanya aplikasi tersebut, kata dia, pelanggan dapat dengan mudah mengakses sendiri informasi dan layanan terbaru. Di antaranya, bisa memeriksa status pembiayaan, lokasi titik penjualan terdekat, promosi, lokasi pembayaran, simulasi pembiayaan, dan sebagainya.

Jaroslav menambahkan, selain perluasan layanan secara offline, pihaknya terus mengembangkan inovasi layanan pembiayaan lewat pengembangan aplikasi. "Lewat aplikasi ini, calon konsumen dapat melakukan pengajuan permintaan pembiayaan hanya dari smartphone yang mereka miliki," kata Jaroslav saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement