Rabu 24 Jul 2019 12:27 WIB

Pertamina Gandeng Berbagai Pihak Atasi Tumpahan Minyak

Pertamina mengerahkan 27 unit kapal dan oil boom untuk mencegah kerusakan lingkungan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Ratusan warga di Desa Sedari, Kecamatam Cibuaya, Karawang, sedang membersihkan bibir Pantai Sedari dari tumpahan minyak mentah, Selasa (23/7).
Foto: dok. Pertamina PHE ONWJ
Ratusan warga di Desa Sedari, Kecamatam Cibuaya, Karawang, sedang membersihkan bibir Pantai Sedari dari tumpahan minyak mentah, Selasa (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) secara intensif dan maksimal berupaya mengatasi kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Jawa (ONWJ). Termasuk mencegah kerusakan lingkungan dengan mengerahkan 27 unit kapal dan alat penangkap tumpahan minyak (oil boom) di Perairan Pantai Utara Jawa, Karawang Jawa Barat.

"Kami juga terbuka dengan bantuan dan peralatan dari SKK Migas maupun dari instansi lain, termasuk dari KKKS. Sekarang semuanya bekerja secara maksimal di lapangan," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/7) lalu.

Baca Juga

Menurut Fajriyah, penanganan bocoran gas di sumur yang dioperatori Pertamina Hulu Energi ONWJ ini dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten dan memiliki pengalaman yang baik dalam menangani masalah yang sama.

Fajriyah menyampaikan, dalam menangani tumpahan minyak Pertamina dibantu Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia yang ahli dan spesialis menanganinya. Selain itu, juga dilibatkan Boot & Coots, perusahaan asal  Amerika Serikat yang telah memiliki pengalaman dalam menyelesaikan peristiwa di Gulf Mecixo.

"Seluruh upaya tersebut sebagai komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi peristiwa di sumur migas lepas pantai tersebut baik dari aspek operasional maupun lingkungan hidup," lanjut Fajriyah.

photo
Warga mengumpulkan tumpahan minyak (Oil Spill) yang tercecer di Pesisir Pantai Cemarajaya, Karawang, Jawa Barat, Senin (22/7).

Kasubdit Penanggulangan Musibah dan Pekerjaan Bawah Air Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ditjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, Een Nuraini Saidah mengatakan pihaknya sudah mendapatkan laporan terjadinya tumpahan minyak di wilayah kerja PHE ONWJ sejak akhir pekan kemarin.

"Kemenhub sudah melakukan sejumlah langkah-langkah antisipasi guna mempercepat penyelesaian tumpahan minyak tersebut. Koordinasi sudah dilakukan dengan pihak Pertamina," ujar Een Nuraini dalam rapat yang digelar di Kementerian Perhubungan, Selasa.

Een menambahkan, rapat tersebut juga membahas tentang kemungkinan menaikkan status kejadian tumpahan minyak milik PHE ONWJ tersebut yang hingga Selasa, masih ditetapkan dalam level tier 1 karena dianggap masih bisa ditangani Pertamina bersama tim yang dilibatkan.

Een mengungkapkan pihaknya sudah mendapat laporan dari Pertamina bahwa dalam penanggulangan tumpahan minyak di Anjungan Lapas Pantai YY milik PHE ONWJ melibatkan pihak konsultan yakni Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia untuk strategi penanganan tumpahan minyak agar efektif, karena penangannya harus cepat dan  dalam waktu singkat.

"Kami mendapatkan laporan bahwa OSCT jadi konsultan langsung dari PHE ONWJ dan sudah bekerja di lapangan," kata Een.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement