REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyedia layanan aplikasi on-demand Gojek akan merambah pasar Filipina, setelah awal tahun ini diberitakan gagal masuk ke negara tersebut. Gojek tidak menjelaskan lebih lanjut kapan rencana ekspansi ke Filipina direalisasikan.
"Sebentar lagi ke Filipina," kata CEO Grup Gojek, Nadiem Makarim, saat acara konferensi media di Jakarta, Senin (22/7).
Selain Filipina, Nadiem pada acara yang sama juga menyatakan keinginannya untuk masuk ke pasar Malaysia. "Siapa tahu ke Malaysia juga," kata Nadiem.
Gojek selama setahun belakangan gencar berekspansi ke wilayah Asia Tenggara, saat ini mereka sudah beroperasi di Thailand, Vietnam dan Singapura. "Misi kami jadi yang terbesar di Asia Tenggara," kata Presiden Grup Gojek Andre Soelistyo di acara yang sama.
Gojek gagal masuk ke Filipina pada awal tahun ini karena masalah administratif, Departemen regulasi transportasi darat Filipina (Land Transportation Franchising and Regulatory Board/LTFRB) menolak pengajuan anak perusahaan Go-Jek untuk menjadi layanan ride-hailing terbaru di Filipina karena masalah kepemilikan asing.
Permohonan Gojek untuk masuk Filipina kembali ditolak pada Maret lalu. Usaha untuk masuk Filipina kembali dilancarkan lewat jalan lain, Gojek mengakuisisi perusahaan teknologi finansial Coins.ph.