Sabtu 20 Jul 2019 11:43 WIB

Huawei Masih Mendominasi Persaingan 5G di Dunia

Huawei masih tegak meski mendapatkan tekanan dari banyak negara.

Rep: Redaksi WE Online(Warta Ekonomi)/ Red: Redaksi WE Online(Warta Ekonomi)
Ternyata Huawei Masih Mendominasi Persaingan 5G di Dunia. (FOTO: KrAsia)
Ternyata Huawei Masih Mendominasi Persaingan 5G di Dunia. (FOTO: KrAsia)

Huawei masih tegak meski mendapatkan tekanan dari banyak negara. Hambatan bisnis yang dihadapinya tak menyurutkan penetrasi pasarnya.

Perusahaan telekomunikasi asal China ini telah mengamankan lebih dari 50 kontrak komersial untuk 5G di seluruh dunia. Demikian ungkap Anggota Dewan Perusahaan dan Wakil Presiden Senior Catherine Chen yang dikutip dari rt.com.

Adapun untuk wilayah Eropa, menurut Chen ada sebanyak 28 kontrak yang telah ditandatangani. Masih banyak yang masih menerima Huawei meski Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Eropa menolak keras Huawei.

Huawei dihambat berbisnis 5G di AS, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Jepang. Sedangkan Inggris masih menimbang untuk memberi jalan atau tidak kepada Huawei. India masih belum mengambil keputusan mengenai pemberian izin 5G Huawei di negara ini.

Baca Juga: Pertumbuhan Huawei di Kuartal II Tahun Ini Melambat, Gara-gara AS?

Namun berbeda dengan Rusia yang menerima Huawei. Perusahaan penyedia internet Rusia, MTS telah bersepakat mengembangkan jaringan 5G di Rusia. Begitu juga dengan Arab Saudi yang pada bulan Juni lalu meluncurkan jaringan 5G yang bekerjasama dengan Huawei.

Pelarangan tersebut sarat dengan muatan diplomatik. Huawei dituduh memata-matai pemerintah AS. Oleh karena itu tidak diberi jalan masuk 5G dari Huawei ke AS. Termasuk komponen dan teknologinya. Ini pula yang didesakkan Presiden Trump kepada para sekutunya untuk bersama-sama melarang Huawei memasukkan 5G, baik teknologi maupun perangkatnya.

Baca Juga: Huawei Masih Digantung Sampai Oktober di Kanada

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement