Kamis 18 Jul 2019 12:04 WIB

ATM Link Picu Penurunan Pendapatan Nonbunga Bank Mandiri

ATM Link menawarkan layanan tarik tunai gratis bagi bank BUMN, termasuk Mandiri.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolanda
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar, Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Bisnis dan Jaringan Hery Gunardi dan Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan (dari kiri) menyampaikan paparan kinerja triwulan II-2019 di Jakarta, Rabu (17/7).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar, Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Bisnis dan Jaringan Hery Gunardi dan Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Panji Irawan (dari kiri) menyampaikan paparan kinerja triwulan II-2019 di Jakarta, Rabu (17/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat penurunan pendapatan nonbunga (fee based income) Rp 12,51 triliun pada semester I 2019 atau turun 3,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 12,93 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh semakin banyak jumlah ATM Link di Indonesia. 

Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Herry Gunardi mengatakan penurunan ini membuat sebagian nasabah mulai beralih ke ATM Link daripada ATM Bank Mandiri. "ATM Link menawarkan layanan tarik tunai gratis bagi bank-bank BUMN," ujarnya kepasa wartawan di Jakarta, Kamis (18/7).

Baca Juga

Herry menjelaskan ATM Link membuat biaya transfer lebih murah. Saat ini, biaya transfer antar bank BUMN lewat ATM Link hanya Rp 4.000 sementara tarif normal antar bank BUMN melalui ATM Bank Mandiri Rp 6.500.

Kehadiran ATM Link merupakan wujud sinergi BUMN, sehingga Bank Mandiri harus mengubah ATM Bank Mandiri secara bertahap menjadi ATM Link. Saat ini, dari total 18.291 ATM Bank Mandiri, 14.216 di antaranya sudah berubah menjadi ATM Link.

Guna mengatasi hal ini, Herry mengatakan perseroan akan menggenjot pendapatan dari aplikasi Mandiri Online. Per 30 Juni 2019, pengguna aktif Mandiri Online mencapai 2,5 juta nasabah dan ditargetkan mencapai 3 juta nasabah pada akhir tahun.

"Fee based yang kita terima dari Mandiri Online itu dari billing ya, bayar listrik, kemudian bayar cicilan mobil, bayar asuransi itu kan ada biaya, dipotong. Itu sekarang kita bisa dapat sekitar Rp 9 miliar sampai Rp 12 miliar per bulan," jelasnya.

Selain itu, perseroan juga akan mengoptimalkan pendapatan dari penggunaan kartu elektronik (e-money). Saat ini, pendapatan e-money Bank Mandiri sekitar Rp 5-6 miliar per bulan.

"Kami mendapatkan uangnya dari mana? dari top up ya, dan juga jual kartu baru. Jual kartu yang sifatnya tematik," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement