Selasa 16 Jul 2019 13:42 WIB

Era Disrupsi, Acer Indonesia Beranjak ke Bisnis IoT

Acer Indonesia telah menyiapkan beberapa strategi ke depan menjawab era disrupsi

Rep: Yosi Winosa(Warta Ekonomi)/ Red: Yosi Winosa(Warta Ekonomi)
Era Disrupsi, Acer Indonesia Beranjak ke Bisnis IoT. (FOTO: Reuters/Yi-ting Chung)
Era Disrupsi, Acer Indonesia Beranjak ke Bisnis IoT. (FOTO: Reuters/Yi-ting Chung)

Menghadai era disrupsi, salah satu produsen PC dan laptop, Acer Indonesia telah menyiapkan beberapa strategi ke depan. Selain masih akan fokus menggarap produk tradisional PC termasuk notebook, desktop, gaming, light and thin, dan lain-lain, Acer Indonesia juga akan masuk ke bidang lain yakni services, B2B market, dan juga IoT.

Presiden Direktur Acer Indonesia, Herbet Ang, menyatakan meski mayoritas (lebih dari 50%) pasar Indonesia masih didominasi produk mainstream, nyatanya disrupsi muncul dari pemain tablet termasuk Chrome, Ipad, dan Tab S series. Untungnya, setiap segmen mempunyai karakteristik pengguna masing-masing.

Misalkan jurnalis yang saat ini sudah menggantian fungsi recorder dengan handphone mereka tetap saja saat mereka perlu mengetik dan melakukan pekerjaan lebih cepat biasanya menggunakan komputer di kantor. Ujungnya mengarah ke multiple devices, tidak hanya satu device tapi beberapa device dipakai.

"Contoh lagi misalkan pekerjaan para pekerja creator (pekerja kreatif), mereka pastinya harus bekerja pakai komputer, itu sudah tidak bisa dihindari. Dalam hal ini apakah terdisrupsi? Saya bilang bahwa masing-masing punya segmennya," kata dia kepada Warta Ekonomi di Jakarta, belum lama ini. 

Baca Juga: 2022, Nilai Bisnis IoT di Indonesia Diprediksi Rp444 Triliun

Untuk itu, Acer mulai fokus menggarap bisnis IoT. Acer memiliki device yang difokuskan untuk water measurenment dan water quality. Terkait water measurenment, artinya device mereka bisa menggantian meteran air di perumahan yang sejauh ini masih dilakukan secara analog sehingga setiap bulan rata-rata selalu ada orang datang yang mencatat.

"Alat ini bisa ditaruh di atas meteran sehingga akan bisa membaca meteran secara otomatis dan orang tidak perlu datang untuk mencatat, tetapi semua data secara otomatis dikirim ke pusat. Ini akan membantu banyak hal: pertama dari sisi kecepatan, tidak perlu orang datang. Kedua, ketepatan tidak ada salah catat. Ketiga efisien sudah pasti, apa yang diinformasikan sama dengan yang ada di kenyataan atau realtime monitoring. Kalau manual masih ada user error-nya kan," tambah dia.

Lalu juga device terkait water quality misalnya untuk limbah industri. Mengingat saat ini sudah ada regulasi yang mewajibkan agar limbah industri harus memenuhi standar tertentu, alat ini bisa membantu perusahaan untuk mengetahui kualitas dari limbah industri mereka.

"Acer punya alatnya kita taruh di situ. Secara kontinyu kita bisa mengetahui dan mengukur isinya apa saja, parameternya apa, sudah sampai kepada level yang disetujui atau tidak. Itu kontinyu kita bisa monitor. Pakai sensor, pasti akan perlu jaringan karena data itu kan akan dikirim ke pusat, jadi di pusat kita bisa monitor limbah industri yang bagian sini sudah melewati ambang batas, yang bagian sini masih ok, kita bisa monitor. Ini sebuah device baru yang sedang ujicoba sih, B2B," tambah dia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement