Selasa 16 Jul 2019 15:27 WIB

Mahasiswa Atma Jaya Kembangkan Robot Pendeteksi Gempa

Mahasiswa Atma Jaya mengembangkan robot pendeteksi gempa sejak awal tahun 2018.

Rep: Yosi Winosa(Warta Ekonomi)/ Red: Yosi Winosa(Warta Ekonomi)
Mahasiswa Atma Jaya Kembangkan Robot Pendeteksi Gempa. (FOTO: Atma Jaya)
Mahasiswa Atma Jaya Kembangkan Robot Pendeteksi Gempa. (FOTO: Atma Jaya)

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik dan pada titik pertemuan beberapa lempeng tektonik. Keadaan geografis ini menyebabkan Indonesia sering tertimpa bencana gempa bumi dan telah memakan banyak korban jiwa.

Tahun 2018, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 23 gempa yang merusak Indonesia dan memakan ribuan korban jiwa.

Banyaknya kejadian dan korban gempa di Indonesia membuat anak bangsa terus berinovasi untuk menciptakan teknologi pendeteksi gempa. Salah satunya mahasiswa dari Program Studi Teknik Mesin Unika Atma Jaya, yaitu Yosua Kurniawan, Ferdinand Edlim, dan Febrian Andika, yang mengembangkan robot pendeteksi gempa sejak awal tahun 2018. 

Baca Juga: Robot Poker AI Buatan Facebook dan Carnegie Mellon University Kalahkan Manusia

Pembimbing dari Prodi Teknik Mesin Unika Atma Jaya, Christiand, menyatakan robot pendeteksi gempa tersebut dilengkapi dengan teknologi hybrid sehingga mampu bergerak dengan roda dan berjalan dengan kaki. Hal ini juga membuat robot pendeteksi gempa dapat digunakan dalam lingkungan industri maupun lingkungan alam seperti goa, tanah, dan jalan berbatu. 

"Produk ini merupakan prototype yang masih akan kami kembangkan. Masih banyak hal yang harus dicoba seperti pengaplikasian feedback control, image recognition, GPS, serta proses pembuatan produk yang lebih dapat diandalkan," kata dia di Jakarta, baru-baru ini.

Ditambahkan, selama ini mereka hanya mengandalkan teknologi 3D printing sehingga masih banyak yang harus dilakukan untuk menyempurnakannya. Robot pendeteksi gempa ini baru dilakukan uji coba fungsi modul dan pergerakannya saja. Meski begitu, robot ini bersifat modular sehingga memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut oleh developer lain.

Penelitian ini telah menghabiskan biaya Rp15 juta belum termasuk penggunaan listrik, air, dan bensin. Namun demikian, diharapkan nantinya robot ini akan berguna untuk memberikan peringatan dini terhadap gempa bumi di Indonesia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement