Jumat 12 Jul 2019 12:48 WIB

Ramai IPO, Pelaku Pasar Mulai Optimistis pada Semester II

sepanjang semester I terdapat 17 perusahaan yang melantai di bursa

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah perusahaan berbondong-bondong mencatatkan saham perdana (listing). Pada hari ini, satu emiten baru lagi melantai di bursa yaitu PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT).

Melalui IPO ini, Perseroan melepas sebanyak 381,17 juta saham ke publik dengan harga penawaran Rp525 per saham. HDIT pun menjadi perusahaan ke-32 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019.

Menurut Direktur PT Jagartha Penasihat Investasi FX. Iwan, salah satu alasan ramainya perusahaan melakukan IPO di semester II ini karena pengaruh kondisi perpolitikan yang mulai kondusif. Bahkan, Iwan memprediksi jumlahnya akan melebihi capaian di semester I.

"Setelah selesainya pesta politik di semester I yang lalu tentunya memberikan angin segar bagi pelaku pasar karena adanya kepastian politik dan didukung oleh suasana domestik yang semakin kondusif," ujar Iwan kepada Republika, Kamis (12/7).

Sebagai informasi, sepanjang semester I terdapat 17 perusahaan yang melantai di bursa di dominasi oleh sektor properti dengan 7 IPO. Jumlah tersebut masih lebih kecil dibandingkan dengan pencapaian semester I 2018.

Hal ini dinilai sebagai dampak adanya pesta politik di semester I 2019. Pesta politik menjadi salah satu faktor bagi perusahaan untuk memilih tidak melaksanakan IPO sampai dengan selesainya semester I.

Meski demikian, pelaku pasar menyambut baik pesta politik yang berlangsung lancar. Kepastian politik dan juga suasana kondusif domestik menjadi katalis bagi pelaku pasar yang ingin melantai di bursa tahun ini untuk segera merealisasikannya di semester dua ini.

Iwan mengatakan momen ini sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan BUMN. Pasalnya, salah satu fokus investor adalah pada beberapa saham BUMN yang diharapkan dapat melantai di bursa pada semester dua ini.

"Dan juga diharapkan size IPO yang lebih besar sehingga dapat menjadi pilihan bagi investor baik lokal maupun asing," tutur Iwan.

Selain itu, perusahaan rintisan atau start-up juga akan menjadi salah satu pilihan favorit ketika melantai di bursa. Di tengah minimnya proxy yang ada bagi sektor tersebut, pertumbuhan yang kian cepat pada sektor digital memberikan daya tarik tersendiri bagi investor saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement