Ahad 14 Jul 2019 13:29 WIB

Adopsi Cloud di Indonesia Cukup Tinggi, Tapi....

Adopsi penyimpanan berbasis awan (cloud) mencapai 64 persen.

Rep: Tanayastri Dini Isna(Warta Ekonomi)/ Red: Tanayastri Dini Isna(Warta Ekonomi)
Adopsi Cloud di Indonesia Cukup Tinggi, Tapi..... (FOTO: Red Hat)
Adopsi Cloud di Indonesia Cukup Tinggi, Tapi..... (FOTO: Red Hat)

Adopsi penyimpanan berbasis awan (cloud) sudah cukup tinggi, mencapai 64% dalam portofolio teknologi dan informasi saat ini, menurut IDC. Implementasi itu berupa publik (public cloud) ataupun pribadi (private cloud).

Country Manager PT Red Hat Indonesia, Rully Moulany pun mengatakan, adopsi teknologi itu di Indonesia juga sudah cukup tinggi. Namun, ia tak memberikan indikasi data dari tingkat adopsi cloud di Indonesia itu.

"Cloud itu adopsinya di Indonesia sudah cukup tinggi. Hanya saja masih fragmented alias bervariasi karena amat sangat banyak pemainnya, baik dari lokal maupun global," kata Rully ketika ditemui di Ayana Mid Plaza, Jakarta, Kamis (11/7/2019).

Baca Juga: Masuk ke Indonesia, Huawei Cloud Lakukan Ini

Di lain sisi, adopsi cloud di Indonesia masih terhalang oleh rasa ragu konsumen terhadap penyedia layanan. Sebab, pemakaian komputasi awan dari satu operator dalam jangka panjang dapat berujung sulitnya memindahkan data saat pengguna ingin mengganti layanan.

Kemudian, Rully menjelaskan, "Kalau sudah keenakan pakai satu provider, pindahnya susah sekali. Dengan kata lain, terjebak. Karena itu, kami memainkan peran di hybrid cloud yang memungkinkan pilihan kembali lagi ke tangan pengguna."

Red Hat merupakan penyedia solusi platform terbuka global. Baru-baru ini, Red Hat memperkenalkan produk enterprise Linux 8 dan Red Hat OpenShift 4.

IDC memperkirakan, piranti lunak dan aplikasi yang menggunakan Red Hat Enterprise Linux (RHEL) akan mencapai US$10 triliun dari seluruh pendapatan bisnis global. Bahkan, ekosistem RHEL diklaim lebih besar 20 kali lipat dari pendapatan total Red Hat sebagai perusahaan.

Baca Juga: 4 Platform Bisnis Berbasis Cloud Ini Berkonsolidasi Dukung Digitalisasi UKM Indonesia

Perusahaan itu juga memprediksi, ekosistem RHEL akan berkontribusi lebih dari US$80 miliar terhadap pendapatan ekosistem pada 2019.

Hari ini, Red Hat juga mengumumkan Red Hat Hybrid Cloud Series di seluruh Asia Pasifik. Perusahaan itu akan menjelajahi 11 negara di kota-kota besar di Asia, seperti Beijing, Bangkok, Hong Kong, Jakarta, Kuala Lumpur, Mumbai, Manila, Seoul, Singapura, Taipei, dan Tokyo. 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement