Kamis 04 Jul 2019 12:54 WIB

Petani Kulonprogo Mulai Laksanakan Panen Raya

Lahan pertanian yang akan melakukan panen di Kulonprogo mencapai 10.500 hektare.

Panen padi (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Panen padi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -- Lahan pertanian padi seluas 10.500 hektare di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai panen raya. Panen raya ini diharapkan mampu mencukupi kebutuhan beras dan mempertahankan surplus beras di wilayah ini.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo Aris Nugraha di Kulonprogo, Kamis (4/7), mengatakan sejumlah lahan pertanian di Kulonprogo berlangsung panen raya, khususnya mulai Wates dan berlanjut ke Temon. Dengan panen ini, maka stok pangan di Kulon Progo tetap aman, dan dapat mempertahankan surplus beras setiap tahunnya.

Baca Juga

"Kami berharap hasil panen tahun ini baik, di sisi lain, kami melakukan wiwitan sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT, dan upaya melestarikan budayanya," kata Aris.

Ia mengatakan luas tanam hingga Juni ini, mencapai 10.500 hektare dari target 9.000 hektare. Pihaknya akan melalukan pemantauan dan mengawal luas tanam ini sampai panen.

"Kami akan mengantisipasi tanaman padi ini dari ancaman serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan potensi kekurangan air," katanya.

Aris mengatakan panen dimulai dari Bulak Giripeni seluas 52 hektare dan berlanjut ke Temon.

Ketua Gapoktan Giripeni Untung Suharjo mengatakan luas panen di Gapoktan Giripeni seluas 52 hektare. Meski sempat terjadi kekeringan, tapi dapat diselamatkan dan dapat panen. Rata-rata ubinan produktivitas padi 8 ton per hektare gabah kering panen (GKP).

"Produktivitas panen kali ini mengalami peningkatan dibandingkan masa tanam pertama. Pada masa tanam pertama produksinya mengalami penurunan karena ada serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), sehingga produktivitasnya hanya 7,5 ton per hektare GKP, sekarang 8 ton per hektare GKP," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement